Blog Biology

Senin, 27 Mei 2013

MAKALAH TENTANG MANFAAT DAUN TOMAT UNTUK MEMBUNUH JENTIK NYAMUK Aedes aegypti



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
      Penyakit Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
      Data Departemen Kesehatan menunjukkan jumlah pasien DBD pada tahun 2007 mencapai 156.767 orang dengan jumlah yang meninggal 1.570 orang. Dalam dua bulan pertama tahun 2008, jumlah penderita DBD di Indonesia mencapai 12.266 orang, dan yang meninggal 97 orang; di pulau Kalimantan sendiri tercatat jumlah penderita DBD pada tahun 2009 mencapai 17.458 orang dan Kalimantan timur tercatat terbanyak kedua setelah Kalimantan barat yaitu sebanyak 5.244 orang.
       Berikut table jumlah penderita demam berdarah dengue di pulau Kalimantan yang dimau dari tahun 2006 sampai dangan tahun 2009:
 Tabel 1.1. Penderita DBD di pulau Kalimantan 2006-2009
No.
Propinsi
2006
2007
2008
2009
Jumlah penderita DBD
Jumlah penderita DBD
Jumlah penderita DBD
Jumlah penderita DBD
1
Kalimantan Barat
2.659
508
947
9.792
2
Kalimantan Tengah
513
696
531
1.309
3
Kalimantan Selatan
455
1.321
576
1.113
4
Kalimantan Timur
2.714
5.341
5.762
5.244
Sumber : Bank Data Kementrian Kesehatan RI

       Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegepty.
      Dari data-data diatas menunjukkan betapa bahayanya penyakit demam berdarah dengue itu dan terjadi peningkatan disetiap tahunnya. Penularannya pun terjadi tidak hanya di rumah tetapi di sekolah atau di tempat kerja. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memberantas vektornya baik pada stadium dewasa maupun pada stadium jentik. Pada stadium dewasa umumnya masyarakat menggunakan obat nyamuk semprot, bakar, dan oles yang banyak dijual bebas. Penggunaan obat nyamuk itupun harus berhati-hati karena pada umumnya obat nyamuk mengandung bahan aktif yang berbahaya dari insektisida pembunuh serangga. Dampak dari penggunaan insektisida sintetis ini yaitu dapat menimbulkan bau yang dapat menyebabkan sesak napas, menyebabkan alergi pada kulit, menimbulkan kerusakan hati sehingga akan berpengaruh pada kesehatan. Sedangkan pada stadium jentik dapat menggunakan larvasida baik itu sintetis maupun alamiah. Pemakaian insektisida yang berulang dan terus menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi pada vector.
      Mencermati berbagai dampak maupun risiko penggunaan insektisida sintetis, maka perlu dicari cara lain yang lebih ekonomis, tidak menimbulkan dampak terhadap manusia tetapi dapat bermanfaat untuk pemberantasan vektor. Oleh karena itu, penggunaan insektisida nabati atau botanik yang bersifat alamiah merupakan salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan.
Insektisida nabati dalam pengendalian vektor umumnya dilakukan pada stadium jentik (larvasida). Sejak pertama kali dirintis oleh Champbell dan Sulivan pada tahun 1933, hingga kini telah banyak penelitian yang menguatkan bahwa bahan tanaman tertentu ternyata memiliki zat beracun bagi serangga. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tanaman tomat yang diambil dari ekstrak daunnya.
        
B.  Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam makalah ini ialah sebagai berikut:
1.   Mengapa ekstrak daun tomat bisa membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti?
2.   Bagaimana cara pengolahan ekstrak dari daun tomat ?

C.  Tujuan
      Berdasarkan permasalahan pokok yang telah dikemukakan maka tujuan makalah ini ialah untuk:
1.   Mengetahui mengapa ekstrak daun tomat bisa membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti.
2.   Mengetahui bagaimana cara pengolahan ekstrak dari daun tomat.

D.  Manfaat
      Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dijelaskan maka diharapkan dari makalah ini bermanfaat sebagai :
1.   Pencegahan terhadap merebaknya penyakit demam berdarah dengue.
2.   Informasi tambahan bagi masyarakat untuk mencegah tertularnya penyakit demam berdarah dengue.
3.   Bahan referensi dan penunjang bagi pelajar dan mahasiswa di bidang kesehatan dan serangga.



                                                                           BAB II
PEMBAHASAN
A.  Nyamuk Aedes Aegypti
      Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah (Wikipedia, 2013).
Description: C:\Users\reno\Downloads\url.jpgDescription: C:\Users\reno\Downloads\Nyamuk-Aedes-Aegypti-dok.jpgGambar 2.1 : nyamuk dan larva nyamuk Aedes aegypti






     Sumber : Indonesia berprestasi.co.id                           sumber : images.solopost.com
1.   Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti :
      Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam. Tidak membentuk sudut 90º, penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore, hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung air hujan, penularan penyakit dengan cara membagi diri, menyebabkan penyakit DBD (Ginanjar, 2004).
2.   Morfologi nyamuk Aedes aegypti
a.   Telur aedes aegypti
      Telur Aedes Aegypti diletakkan pada bagian yang berdekatan dengan permukaan air atau menempel pada permukaan benda yang terapung. Jentik nyamuk Aedes Aegypti memiliki rambut abdomen dan pada stadium ini jentik membentuk sudut dan terdapat alat untuk menghisap oksigen.
b.   Larva Aedes aegepty
      Larva Aedes aegepty membentuk sudut dan terdapat alat untuk menghisap oksigen.Probosis Aedes lebih panjang daripada nyamuk lainnya. Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air. Pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap sehingga dapat terbang. Stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan waktu 2-5 hari untuk menjadi nyamuk.
c.   Pupa nyamuk aedes aegypti
      Pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air. Stadium pupa pada nyamuk Aedes berada dibawah permukaan air dengan melingkarkan badannya. Ekor pupa agak lurus dengan kepala melingkar dan menempel dibadannya namun tidak bertemu dengan ekorCiri morfologi yang khas yaitu memiliki tabung atau terompet pernafasan yang berbentuk segitiga. Setelah berumur 1 – 2 hari, pupa menjadi nyamuk dewasa (jantan atau betina). Pada pupa terdapat kantong udara yang terletak diantara bakal sayap nyamuk dewasa dan terpasangsayap pengayuh yang saling menutupi sehingga memungkinkan pupa untuk Ekor pupa agak lurus dengan kepala melingkar dan menempel dibadannya namun tidak bertemu dengan ekor.
d.   Nyamuk Dewasa
      Nyamuk Aedes aegypti jantan hanya manghisap cairan tumbuh-tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina menghisap darah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia daripada darah binatang. Darah diperlukan untuk pemasakan telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, telur yang dihasilkan dapat menetas. Setelah berkopulasi, nyamuk betina menghisap darah dan tiga hari kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 100 butir. Nyamuk akan menghisap darah setelah 24 jam kemudian dan siap bertelur lagi. Setelah menghisap darah, nyamuk ini beristirahat di dalam atau kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda tergantung seperti kelambu, pakaian, tumbuh-tumbuhan, di tempat ini nyamuk menunggu proses pemasakan telur (Ginanjar, 2004).

B.  Sejarah Tomat
      Tomat (Solanum lycopersicum L) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru (Wikipedia, 2013). Pada tahun 700 SM, tomat muali dibududayakan suku inca dan Aztec yang mendiami benua tersebut. Bahkan dari mereka pula, kata tomat berasal, yakni xitomate. Kedua suku tersebut membudidayakan yang buahnya relative kecil. Selanjutnya tomat mulai dikenal bangsa eropa sejak Chistipher Colombus pulang berlayar dari Amerika, selanjutnya tomat menyebar ke Jerman, Prancis dan Negara-negara eropa lainnya. Di Afrika pertama kali dikenal melalui para pedagangportugis yang mendarat di Mesir. Dari Spanyol juga kemudian membawa tomat ke Filipina, yang menjadi titik awal penyebaran ke daerah lainnya di seluruh benua Asia (AgroMedia, 2007).
Gambar 2.2 : Tomat dan daun tomat





Description: C:\Users\reno\Downloads\tomat-kenzoo.jpg
Description: C:\Users\reno\Downloads\DaunTomat.jpg
 













Sumber : ken-zoo.blogspot.com           sumber: cantik-natural-alami.blogspot.com


C.  Kandungan dan Manfaat Tomat
      Sebagai bahan makanan, selain memiliki rasa yang unik, yakni manis dan agak asam, tomat juga memiliki kandungan dan komposisi gizi yang tergolong lengkap. Kandungan vitaminnya, terutama A, B, dan C, relative tinggi, demikian juga kandunan mineralnya (doktercantik.com, 2012).
      Bukan rahasia lagi, vitamin-vitamin tersebut sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan. Vitamin A misalnya, untuk mencegah dan mengatasi xeroptalmia pada mata dan penyembuhan penyakit buta malam. Vitamin b untuk mencegah dan mengobati beri-beri, radang saraf, dermatitis, lemah otot dan penyakit lain yang timbul akibat kekurangan vitamin B. selanjutnya vitamin C untuk mencegah sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi, serta melindungi dari penyakit lain yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C (doktercantik.com, 2012).
      Sementara itu kandungan mineralnya, seberti besi (Fe) berguna untuk pembentukan sel darah merah. Mineral lainya berupa kalsiul (Ca) berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Jika dikonsumsi secara rutin, tomat bisa mencegah pembentukan batu disaluran kencing, menyembuhkan mual-mual pada pagi hari, sakit kuning, sembelit dan sakit maag. Selain itu. Selain itu bisa menyembuhkan penyakit lever, encok, tuberculosis (TBC) dan asma. Khusus bagi anak muda, tomat juga bisa mengatasi jerawat, yakni dengan melulurkan buah tomat dieajah yang terkena jerawat secara rutin setiap hari (doktercantik.com, 2012).
      Bahkan di Amerika serikat menunjukakan, tomat bisa dimanfaatkan sebagai pencegah kangker, terutama kangker prostat. Asalkan dikonsumsi secara teratur sebanyak 5 buah setiap minggunya. Hal ini bisa terjadi karena tomat mengandung vitamin C yang tinggi, juga senyawa lainnya seperti likopen, serat, fosfor, kalium, dan beta karoten. Pada daun dan batangnya tomat juga terdapat senyawa alkaloid yang bisa digunakan sebagai insektisida. Alkaloid ini merupakan senyawa yang bisa bersifat racun dan menggagalkan proses metamorphosis sehingga mampu membunuh jentik nyamuk DBD. (Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, 2008).

D.  Cara Pengolahan Ekstrak Daun Tomat
     Cara pengolahan ekstrak daun tomat ini mengacu pada metode yang telah digunakan di Balai Obat Universitas Diponegoro, Semarang. Yaitu terdiri dari beberapa tahapan :
1.   Simplisia adalah proses menghilangkan kadar air pada daun. Daun tomat yang sudah diambil di cuci dan dikeringkan atau dijemur untuk mengurangi kadar air di dalam daun.
2.   Oleoresin merupakan tahap selanjutnya, daun yang telah kering ditambahkan etanol. Penggunaan etanol ini sebagai pelarut karena etanol bersifat universal yang dapat melarutkan senyawa yang tidak dapat larut dalam air, seperati lemak, flavonoid dan klorofil.
3.   Filtrasi, Larutan yang sudah ditambah etanol tersebut kemudian disaring sampai diperoleh filtrat (hasil penyaringan).
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, penggunaan ekstrak daun tomat tersebut sangat efektif membunuh jentik nyamuk aedes aegypti, dengan konsentrasi yang paling tepat sebesar 3 % dari jumlah air habitat jentik nyamuk tersebut.


 
BAB III
KESIMPULAN
A.  Kesimpulan
      Dari pembahasan yang sudah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa:
1.   Daun tomat bisa membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti karena mengandung Alkaloid. Zat ini merupakan senyawa yang bisa bersifat racun dan menggagalkan proses metamorphosis sehingga mampu membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti.
2.   Cara pengolahan ekstrak daun tomat melalui beberapa tahap yaitu tahap Simplisia (proses menghilangkan kadar air pada daun), tahap Oleoresin (penambahan etanol), dan tahap filtarasi (penyaringan).

B.  Saran
      Diharapkan agar para pembaca dapat mencari sumber lain sebagai bahan referensi dalam mengenal lebih spesifik lagi mengenai bagai mana cara pengolahan dan penggunaaan ektrak daun tomat ini.


DAFTAR PUSTAKA

AgroMedia, Redaksi. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Ginajar, Genis. 2004. Demam Berdarah (A Survival Guide). Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran
Kardinan, Agus. 2007. Mengenal Lebih Dekat Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Widyyastuti, dkk. 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: EGC
Doktercantik, 2012. Kandungan Dan Manfaat Tomat. Di akses 15 maret 2013 http://www.doktercantik.com/kandungan_dan_manfaat_tomat.html
Wikipedia. 2013. Aedes Aegypti. Diakses 15 maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/AedesAegypti.html
Wikipedia. 2013. Tomat. Diakses 15 maret 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/tomat.html


1 komentar:

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ