1. masalah yang dialami jerapah karena lehernya panjang!
Masalah utama ada pada peredaran darahnya. Semakin tinggi kepala, maka semakin menyulitkan bagi jantung untuk mengedarkan darah hingga sampai ke otak. Dengan panjang leher sekitar 2 m, lebih dari 50% tekanan darah di tubuhnya dikontribusikan untuk menghantarkan darah ke otak. Makhluk lain justru sebaliknya. Dan kenyataannya, tekanan darah jerapah bisa dua kali lipat tekanan darah kuda dan lima kali tekanan darah manusia. Untuk itu, ukuran jantung jerapah juga harus besar. Massa jantung jerapah dewasa mencapai 10 kg dengan panjang mencapai 60 cm, berlipat ukuran manusia kan? Namun jantung jerapah juga merupakan yang terunik di dunia mamalia memamah biak, setelah unta. Jantungnya memiliki sistem pengatur tekanan darah yang kompleks, sehingga mencegah tekanan darah berlebih ketika jerapah ingin minum. Karena posisi kepala jerapah ketika minum adalah lebih rendah daripada dadanya. Sehingga dengan tekanan yang normal, kepala jerapah seharusnya sudah pecah ketika ia minum. Namun hal itu tidak terjadi. Menurut hukum mekanika fluida, tekanan darah bisa diperbesar dengan memperkecil diameter pembuluh darah, namun hal itu justru dapat mengurangi debit aliran darah dengan tinggi tekanan yang sama. Daripada berisiko otak kekurangan darah, maka lebih baik jantungnya saja yang diperkuat. Sama seperti saya, ketika mendesain suatu pompa untuk wilayah perkebunan, maka saya bisa mengutak-atik diameter pipa dan mengganti pompa, namun dua2nya memiliki keuntungan risiko teknis dan finansial masing-masing. Selain masalah peredaran darah, jerapah juga bermasalah dengan massa kepalanya. Maka dari itu, otot lehernya begitu besar dan panjang, terutama di bagian dekat dadanya.
2. kemampuan unta bertahan terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41 C. Dengan demikian, ia mampu meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30 C pada malam yang dingin di padang pasir. Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap 66% kelembapan yang ada di udara. Struktur darah dan sel unta sangatlah unik dan khas sehingga binatang ini mampu bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama tanpa air di padang pasir.
3. Kenapa cacing pita tidak mati oleh enzim pencernaan?
Bayangan selalu lebih besar dari aslinya, apapun itu! Gagal maupun sukses.
Memang baik menjadi orang penting, tetapi lebih penting menjadi orng baik
Tak seorang pun dapat membuat Anda sakit hati, kecuali Anda menghendakinya.
Apapun yang Anda pikirkan, gagal atau sukses adalah benar.
Hidup itu seperti diperkosa klo gak kuat ngelawan ya nikmatin aja
Selasa, 17 April 2012
Senin, 16 April 2012
sistem saraf pusat
TUGAS ESAI ANATOMI MANUSIA
SISTEM SARAF PUSAT
NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM : 0905015047
KELAS : PEND. BIOLOGI REGULER B
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011
SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
A. Ketiga lapisan membran meninges
- Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
- Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid.
- Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
- badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
- serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
- sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.
B. Otak
· Otak besar (serebrum)
Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motorik. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
· Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus.
· Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
· Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
· Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
C. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor). Pada medula spinalis terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ahlihnp.com/kesehatan/pengetahuan/anatomi-sumsum-tulang-belakang.html
Joke Malam Minggu
Joke Malam Minggu
Tetapi langkahnya dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.
Nenek itu berkata,
"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.".
Vivin terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya. Karena merasa ngeri, Vivin pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas.
Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Vivin duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.
Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Vivin telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di sebuah halte.
Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.
Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali ditugaskan bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin pun kembali berangkat menuju halte.
Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas oleh bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama dengan sebelumnya.
Vivin menunggu bis di halte sambil melihat ke sekelillingnya. Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni menghiasi sudut-sudut jalan.
Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Vivin naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Vivin melihat ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang kemarin terlihat duduk di situ.
Vivin lalu mendekati nenek keriput itu. Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Vivin mendahuluinya,
"Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Imlek dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun."
Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas.
Vivin memilih untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya Vivin sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput di dekat tangga.
Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya,
"Nek, kenapa sih, Nenek melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?"
Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab,
"Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya."
from : terselubung.blogspot.com
Minggu, 15 April 2012
INTERAKSI SPESIES DAN KONSEP KOMUNITAS SERTA SIFAT KOMUNITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya mahluk hidup di bumi ini hidup tidak sendirian atau hanya bersama individu-individu dari masyarakat kalangan sendiri. Hal yang dijumpai dalam alam adalah campuran berbagai populasi dari berbagai spesies. Walaupun ada spesies yang tidak terpengaruh oleh hadirnya spesies lain tetapi pada umumnya terdapat dua atau lebih spesies berinteraksi, sehingga keadaan populasi suatu spesies akan berbeda tanpa hadirnya spesies-spesies lain yang berinteraksi dengannya.
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan atau kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antaspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positif, negatif, atau nol.
Semua organisme beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya bahwa di antara mereka selalu terjadi interaksi sehingga menghasilkan perubahan. Setiap organisme di mana saja berada akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan melalui perubahan pada tubuh atau fungsinya. Sedangkan lingkungan juga mengalami perubahan melalui proses fisik atau biogeokimia untuk mempertahankan kualitas penunjang kehidupan dan keseimbangan sistem dalam komunitas. Komunnitas merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh sekaigus sebagai sistem yang dinamis. Perubahan dalam komunitas selalu terjadi, bahkan dalam komunitas hutan yang stabil pun selalu terjadi perubahan, misalnya ada pohon-pohon yang telah tua mengalami tumbang dan mati, terjadilah pembukaan tajuk hutan, sehingga sinar matahari dapat masuk ke lapisan tajuk bagian bawah, maka anakan pohon yang semula tertekan akan tumbuuh dengan baik hingga menyusun lapisan tajuk atas. Demikian seterusnya, setiap ada perubahan dalam komunitas akan ada mekanisme atau proses yang mengembalikan kepada keaadan keseimbangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa masalah yaitu:
1. Apa pengertian dari interaksi spesies?
2. Apa tipe-tipe yang terdapat dalam interaksi spesies?
3. Apa pengertian dari komunitas?
4. Bagaimana struktur dari komunitas?
5. Bagaimana konsep komunitas dan sifatnya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari interaksi spesies.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe yang terdapat dalam interaksi spesies.
3. Untuk mengetahui pengertian dari komunitas.
4. Agar pembaca dapat menjelaskan struktur dari komunitas.
5. Agar pembaca dapat memahami konsep komunitas dan sifatnya.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penyampaian infomasi tentang intteraksi spesies dan konsep komunitas serta sifat komunitas, agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam lagi tentang materi yang dismpaikan. Selain itu sebagai referensi dalam memahami interaksi spesies, konsep komunitas serta sifat komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interaksi Spesies
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Jadi interaksi spesies merupakan, hubungan timbal balik antar organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya.
B. Tipe-tipe interaksi spesies
1. Netralisme
Netralisme menggambarkan hubungan antara dua spesies atau lebih yang berinteraksi tetapi tidak saling mempengaruhi. Ini menggambarkan interaksi di mana kebugaran dari satu spesies sama sekali tidak berpengaruh apapun pada yang lain. Contohnya : antara bunga teratai yang hidup di kolam dengan tumbuhan yang ada tumbuh di sekitarnya (tumbuh di daratan).
2. Kompetisi
Interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing langsung saling menghalangi secara aktif. Terjadi karena persaingan makhluk hidup untuk memperoleh kebutuhan hidup dan kekuasan salah satu atau semua hal tersebut. Kompetisi dapat terjadi antar spesies dalam sebuah populasi, maupun antar populasi. Persaingan antara individu tumbuhan dengan individu lainnya dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi, air, cahaya, dan ruangan. Contohnya, beberapa jenis tumbuhan yang hidup di suatu daerah yang berkompetisi dalam mendapatkan unsur hara dalam tanah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya Strategi yang dipergunakan adalah untuk mendapatkan sejumlah zat hara yang melimpah untuk keperluan pertumbuhannya. Kompetisi ada 2 macam yaitu :
a) Kompetisi tipe gangguan langsung, yaitu interaksi antara 2 atau lebih spesies yang masing-masing langsung saling menghalangi.
b) Kompetisi tipe penggunaan sumber daya alam, yaitu interaksi antara 2 atau lebih spesies dalam menggunakan sumber daya alam yang persediaannya berada dalam kondisi kekurangan.
3. Predasi
Predasi adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey, organisme yang dimangsa), sedangkan pihak lainnya (predator, organisme yang memangsa) beruntung. Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : tumbuhan kantung semar dan venus fly-trap (Dionaea muscipula ) yang memakan serangga.
4. Amensalisme dan Alelopati
Amensalisme merupakan interaksi populasi 2 jenis di mana populasi satu dihambat dan populasi lain tidak dipengaruhi. Interaksi amensalisme sama dengan interakasi alelopati. Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Pada kebanyakan kasus, organisme yang dirugikan disebabkan oleh bahan kimia yang dikenal sebagai allelopathy, yang merugikan secara langsung maupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan dan dibebaskan ke lingkunga hidup tumbuhan tersebut. Contohnya Salvia leucophylla, yaitu suatu jenis semak yang dapat melepaskan senyawa kimia berupa terpenes. Terpenes yang dikeluarkan tumbuhan tersebut setelah masuk ke dalam tanah dapat menghambat peekecambahan dan pertumbuhan tumbuhan lainnya dan contoh lainnya, di sekitar pohon walnut (Juglans nigra) yang mengandung hydroxy-juglon yang dikeluarkan melalui pencucian daun oleh air hujan dan masuk ke dalam tanah. Senyawa hydroxyjuglon berubah menjadi racun juglon ketika teroksidasi ke udara, racun tersebut bersifat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan jenis lainnya, sehingga di sekitar pohon ini jarang ditumbuhi tumbuhan lain.
5. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Biasanya interaksi parasitisme ini dilakukan oleh tumbuhan atau hewan tingkat rendah dengan cara menumpang dan menghisap sari makanan dari hewan atau tumbuhan yang ditumpanginya. Hewan atau tumbuhan yang ditumpangi biasa disebut inang. Pada tumbuhan seperti tumbuhan benalu yang menempel pada pohon.
6. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek (epifit) dengan pohon yang ditumpanginya.
7. Protokooperasi
Yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan karena adanya asosiasi. tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan. Contohnya adalah kehidupan jamur dan ganggang yang membentuk lumut kerak (lichen)
8. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak oleh adanya asosiasi dan masing-masing spesies memang saling membutuhkan dan merupakan suatu keharusan untuk berasosiasi. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, bunga dan lebah.
C. Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
Macam-macam komunitas di alam terbagi dalam dua bagian yaitu:
1. Komunitas Akuatik
Merupakan komunitas yang terdapat didaerah berair misalnya dilaut, di danau, di sungai, di parit atau dikolam.
2. Komunitas terrestrial
Merupakan komunitas yang terdapat didaratan misalnya di pekarangan, di hutan, di padang rumput,dan dipadang pasir.
D. Struktur Komunitas
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola. Struktur komunitas dibedakan menjadi struktur fisik (Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati) dan biologi (komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas).
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
E. Konsep dan Sifat Komunitas
Pengertian komunitas secara umum adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Banyak beberapa ilmuan yang menafsirkan dan memberikan pengertian tersendiri mengenai pengertian komunitas. Konsep dasar komunitas diantaranya:
a. Formasi
Formasi tumbuhan merupakan hasil makroklimat dan ini dikendalikan dan ditentukan batasnya oleh iklim saja.
b. Asosiasi
Assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum.
c. Ekotone
Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda.
Terdapat pula tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas yaitu :
1. Konsep Gradasi Komunitas (Community Gradient Coenocline), yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi.
2. Konsep Gradasi Lingkungan (Environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang berubah secara bersama-sama.
3. Konsep Gradasi Ekosistem (Ecocline), dalam hal ini kompleks gradasi dan gradasi komunitas membentuk suatu kesatuan sehingga membentuk gradiasi komunitas dan lingkungan
Konsep komunitas cukup jelas, tetapi sering kali pengenalan dan penentuan batas komunitas tidaklah mudah. Meskipun demikian komponen-komponen komunitas ini mempunyai kemampuan untuk hidup dalam lingkungan yang sama di suatu tempat dan untuk hidup saling bergantung yang satu dengan yang lain. Komunitas memiliki derajat kepaduan yang lebih tinggi daripada individu-individu dan populasi tumbuhan serta hewan yang menyusunnya. Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan hewan yang kebetulan mencapai dan mampu hidup di tempat tersebut, dan kegiatan anggota-anggota komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat tersebut.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambul beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Sifat yang dapat dilihat dari suatu komunitas yaitu :
1.
Bentuk atau struktur utama, seperti jenis dominan. Bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan aghatis, dan hutan jati. Dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
2.
Berdasarkan habitat fisik dari komunitas seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, dan komunitas lautan.
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
4. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas tentang materi di atas maka dapat diambil kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Jadi interaksi spesies merupakan, hubungan timbal balik antar organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda.
2. Ada tipe-tipe interaksi spesies, yaitu netralisme, kompetisi, amensalisme (alelopati), predasi, parasitisme, komensalisme, protokooperasi dan mutualisme.
3. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
4. Struktur komunitas ada beberapa yaitu Kualitatif, Kuantitatif dan Sintesis
5. Konsep dasar komunitas, ada tiga yaitu formasi, asosiasi dan ekotone
6. Tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas :
a. Konsep gradasi komunitas
b. Konsep gradasi llingkungan
c. Konsep gradasi ekosistem
7. Sifat yang dapat dilihat dari suatu komunitas yaitu, bentuk atau struktur utama, hbitat fisik, tanda-tanda fungsional, dan sifat lingkungan alam.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mencari sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi penunjang agar dapat lebih memahami tentang ganggang gandar interaksi spesies, konsep komunitas serta sifat komunitas.
sumber : http://tyara-berbagibersama-tyara.blogspot.com/
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakekatnya mahluk hidup di bumi ini hidup tidak sendirian atau hanya bersama individu-individu dari masyarakat kalangan sendiri. Hal yang dijumpai dalam alam adalah campuran berbagai populasi dari berbagai spesies. Walaupun ada spesies yang tidak terpengaruh oleh hadirnya spesies lain tetapi pada umumnya terdapat dua atau lebih spesies berinteraksi, sehingga keadaan populasi suatu spesies akan berbeda tanpa hadirnya spesies-spesies lain yang berinteraksi dengannya.
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan atau kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota-anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antaspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positif, negatif, atau nol.
Semua organisme beserta lingkungannya bersifat dinamis, artinya bahwa di antara mereka selalu terjadi interaksi sehingga menghasilkan perubahan. Setiap organisme di mana saja berada akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan melalui perubahan pada tubuh atau fungsinya. Sedangkan lingkungan juga mengalami perubahan melalui proses fisik atau biogeokimia untuk mempertahankan kualitas penunjang kehidupan dan keseimbangan sistem dalam komunitas. Komunnitas merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh sekaigus sebagai sistem yang dinamis. Perubahan dalam komunitas selalu terjadi, bahkan dalam komunitas hutan yang stabil pun selalu terjadi perubahan, misalnya ada pohon-pohon yang telah tua mengalami tumbang dan mati, terjadilah pembukaan tajuk hutan, sehingga sinar matahari dapat masuk ke lapisan tajuk bagian bawah, maka anakan pohon yang semula tertekan akan tumbuuh dengan baik hingga menyusun lapisan tajuk atas. Demikian seterusnya, setiap ada perubahan dalam komunitas akan ada mekanisme atau proses yang mengembalikan kepada keaadan keseimbangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa masalah yaitu:
1. Apa pengertian dari interaksi spesies?
2. Apa tipe-tipe yang terdapat dalam interaksi spesies?
3. Apa pengertian dari komunitas?
4. Bagaimana struktur dari komunitas?
5. Bagaimana konsep komunitas dan sifatnya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari interaksi spesies.
2. Untuk mengetahui tipe-tipe yang terdapat dalam interaksi spesies.
3. Untuk mengetahui pengertian dari komunitas.
4. Agar pembaca dapat menjelaskan struktur dari komunitas.
5. Agar pembaca dapat memahami konsep komunitas dan sifatnya.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penyampaian infomasi tentang intteraksi spesies dan konsep komunitas serta sifat komunitas, agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam lagi tentang materi yang dismpaikan. Selain itu sebagai referensi dalam memahami interaksi spesies, konsep komunitas serta sifat komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Interaksi Spesies
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Jadi interaksi spesies merupakan, hubungan timbal balik antar organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya.
B. Tipe-tipe interaksi spesies
1. Netralisme
Netralisme menggambarkan hubungan antara dua spesies atau lebih yang berinteraksi tetapi tidak saling mempengaruhi. Ini menggambarkan interaksi di mana kebugaran dari satu spesies sama sekali tidak berpengaruh apapun pada yang lain. Contohnya : antara bunga teratai yang hidup di kolam dengan tumbuhan yang ada tumbuh di sekitarnya (tumbuh di daratan).
2. Kompetisi
Interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing langsung saling menghalangi secara aktif. Terjadi karena persaingan makhluk hidup untuk memperoleh kebutuhan hidup dan kekuasan salah satu atau semua hal tersebut. Kompetisi dapat terjadi antar spesies dalam sebuah populasi, maupun antar populasi. Persaingan antara individu tumbuhan dengan individu lainnya dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi, air, cahaya, dan ruangan. Contohnya, beberapa jenis tumbuhan yang hidup di suatu daerah yang berkompetisi dalam mendapatkan unsur hara dalam tanah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya Strategi yang dipergunakan adalah untuk mendapatkan sejumlah zat hara yang melimpah untuk keperluan pertumbuhannya. Kompetisi ada 2 macam yaitu :
a) Kompetisi tipe gangguan langsung, yaitu interaksi antara 2 atau lebih spesies yang masing-masing langsung saling menghalangi.
b) Kompetisi tipe penggunaan sumber daya alam, yaitu interaksi antara 2 atau lebih spesies dalam menggunakan sumber daya alam yang persediaannya berada dalam kondisi kekurangan.
3. Predasi
Predasi adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey, organisme yang dimangsa), sedangkan pihak lainnya (predator, organisme yang memangsa) beruntung. Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : tumbuhan kantung semar dan venus fly-trap (Dionaea muscipula ) yang memakan serangga.
4. Amensalisme dan Alelopati
Amensalisme merupakan interaksi populasi 2 jenis di mana populasi satu dihambat dan populasi lain tidak dipengaruhi. Interaksi amensalisme sama dengan interakasi alelopati. Alelopati merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa. Pada kebanyakan kasus, organisme yang dirugikan disebabkan oleh bahan kimia yang dikenal sebagai allelopathy, yang merugikan secara langsung maupun tidak langsung dari suatu tumbuhan terhadap tumbuhan lain melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan dan dibebaskan ke lingkunga hidup tumbuhan tersebut. Contohnya Salvia leucophylla, yaitu suatu jenis semak yang dapat melepaskan senyawa kimia berupa terpenes. Terpenes yang dikeluarkan tumbuhan tersebut setelah masuk ke dalam tanah dapat menghambat peekecambahan dan pertumbuhan tumbuhan lainnya dan contoh lainnya, di sekitar pohon walnut (Juglans nigra) yang mengandung hydroxy-juglon yang dikeluarkan melalui pencucian daun oleh air hujan dan masuk ke dalam tanah. Senyawa hydroxyjuglon berubah menjadi racun juglon ketika teroksidasi ke udara, racun tersebut bersifat menghambat perkecambahan dan pertumbuhan tumbuhan jenis lainnya, sehingga di sekitar pohon ini jarang ditumbuhi tumbuhan lain.
5. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Biasanya interaksi parasitisme ini dilakukan oleh tumbuhan atau hewan tingkat rendah dengan cara menumpang dan menghisap sari makanan dari hewan atau tumbuhan yang ditumpanginya. Hewan atau tumbuhan yang ditumpangi biasa disebut inang. Pada tumbuhan seperti tumbuhan benalu yang menempel pada pohon.
6. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek (epifit) dengan pohon yang ditumpanginya.
7. Protokooperasi
Yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan karena adanya asosiasi. tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan. Contohnya adalah kehidupan jamur dan ganggang yang membentuk lumut kerak (lichen)
8. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak oleh adanya asosiasi dan masing-masing spesies memang saling membutuhkan dan merupakan suatu keharusan untuk berasosiasi. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, bunga dan lebah.
C. Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
Macam-macam komunitas di alam terbagi dalam dua bagian yaitu:
1. Komunitas Akuatik
Merupakan komunitas yang terdapat didaerah berair misalnya dilaut, di danau, di sungai, di parit atau dikolam.
2. Komunitas terrestrial
Merupakan komunitas yang terdapat didaratan misalnya di pekarangan, di hutan, di padang rumput,dan dipadang pasir.
D. Struktur Komunitas
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola. Struktur komunitas dibedakan menjadi struktur fisik (Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati) dan biologi (komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas).
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.
E. Konsep dan Sifat Komunitas
Pengertian komunitas secara umum adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Banyak beberapa ilmuan yang menafsirkan dan memberikan pengertian tersendiri mengenai pengertian komunitas. Konsep dasar komunitas diantaranya:
a. Formasi
Formasi tumbuhan merupakan hasil makroklimat dan ini dikendalikan dan ditentukan batasnya oleh iklim saja.
b. Asosiasi
Assosiasi adalah vegetasi regional, dalam formasi ini merupakan klimaks sub iklim dalam formasi umum.
c. Ekotone
Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda.
Terdapat pula tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas yaitu :
1. Konsep Gradasi Komunitas (Community Gradient Coenocline), yaitu konsep yang dinyatakan dalam bentuk populasi.
2. Konsep Gradasi Lingkungan (Environmental gradient), yang menyangkut sejumlah faktor lingkungan yang berubah secara bersama-sama.
3. Konsep Gradasi Ekosistem (Ecocline), dalam hal ini kompleks gradasi dan gradasi komunitas membentuk suatu kesatuan sehingga membentuk gradiasi komunitas dan lingkungan
Konsep komunitas cukup jelas, tetapi sering kali pengenalan dan penentuan batas komunitas tidaklah mudah. Meskipun demikian komponen-komponen komunitas ini mempunyai kemampuan untuk hidup dalam lingkungan yang sama di suatu tempat dan untuk hidup saling bergantung yang satu dengan yang lain. Komunitas memiliki derajat kepaduan yang lebih tinggi daripada individu-individu dan populasi tumbuhan serta hewan yang menyusunnya. Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan hewan yang kebetulan mencapai dan mampu hidup di tempat tersebut, dan kegiatan anggota-anggota komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan biologi yang ada di tempat tersebut.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambul beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Sifat yang dapat dilihat dari suatu komunitas yaitu :
1.
Bentuk atau struktur utama, seperti jenis dominan. Bentuk hidup atau indikator lainnya seperti hutan pinus, hutan aghatis, dan hutan jati. Dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
2.
Berdasarkan habitat fisik dari komunitas seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir, dan komunitas lautan.
3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.
4. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas tentang materi di atas maka dapat diambil kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Jadi interaksi spesies merupakan, hubungan timbal balik antar organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda.
2. Ada tipe-tipe interaksi spesies, yaitu netralisme, kompetisi, amensalisme (alelopati), predasi, parasitisme, komensalisme, protokooperasi dan mutualisme.
3. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
4. Struktur komunitas ada beberapa yaitu Kualitatif, Kuantitatif dan Sintesis
5. Konsep dasar komunitas, ada tiga yaitu formasi, asosiasi dan ekotone
6. Tiga konsep yang dapat diterapkan dalam mengamati pola komunitas :
a. Konsep gradasi komunitas
b. Konsep gradasi llingkungan
c. Konsep gradasi ekosistem
7. Sifat yang dapat dilihat dari suatu komunitas yaitu, bentuk atau struktur utama, hbitat fisik, tanda-tanda fungsional, dan sifat lingkungan alam.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mencari sumber-sumber terkait lainnya untuk menjadi bahan referensi penunjang agar dapat lebih memahami tentang ganggang gandar interaksi spesies, konsep komunitas serta sifat komunitas.
sumber : http://tyara-berbagibersama-tyara.blogspot.com/
INTERAKSI SPESIES
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ketika kita mendengar kata interaksi tentunya hal ini mengacu pada hubungan antar satu sama lain dalam suatu kelompok. Kali ini kami akan membahas mengenai interaksi antar spesies.
Seperti kita tahu dalam suatu spesies terdapat beragam individu
(populasi) namun pada intinya mereka mempunyai hubungan kekerabatan
antar satu sama lain. Namun
hubungan atau interaksi antar satu sama lain, dapat menguntungkan satu
pihak, kedua pihak, maupun merugikan salah satu pihak.
Maka dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain :
Tipe-tipe Interaksi Antar-spesies dan Persaingan Intra-Interspesifik. Pembahasan
pertama yakni tipe - tipe interkasi antar-spesies, dalam interaksi ini
secara teori, spesies-spesies dalam suatu populasi saling berinteraksi
satu dengan lainnya. Dan membentuk interaksi yang positif, negatif, maupun NOL. Adapun
persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun
dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam
menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan
memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Menurut
Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat),
makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen
dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang
dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya.(Indriyanto,2006)
2. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana interaksi spesies dalam ekologi dan
2. Sebutkan macam-macam interaksi spesies.
3. Tujuan
1. Untuk memahami interaksi spesies dalam ekologi dan
2. Untuk mengetahui macam-macam interaksi spesies.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi dalam ekologi
Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar
didalam suatu komunitas, kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan 1992)
interaksi yang terjadi antar spesies anggota populasi akan mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan populasi.
Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau
lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu
dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar
kita. Organisme-organisme lain tentu
ada didalam situasi natural, dan merupakan bagian yang melengkapi
lingkungan. Mereka sangat penting karena dapat menyediakan bahan
makanan, menjadi tempat berteduh atau berlindung dan melengkapi
kebutuhan kebutuhan lain. Sebaliknya diantaranya tentu ada yang
merupakan tetangga yang tidak diinginkan. Interaksi
yang bermacam-macam dapat dibagi dalam dua golongan utama yaitu
simbiosa dan antagonisma. Didalam golongan pertama kedua belah pihak
tidak ada yang dirugikan, dan salah satu atau kedua-duanya mendapat
keuntungan, sedang dalam golongan yang kedua salah satu pihak dirugikan. Simbiosa
berarti hidup berdampingan. Pada simbiosa mutualisme kedua organisme
saling diuntungkan. Pertumbuhan dan survivalnya diuntungkan karenanya,
dan dalam keadaan wajar organisme tidak dapat lestari apabila terpisah
dari partnernya. Plankton-plankton, mahluk tumbuhan atau hewan yang
hidup melayang-melayang didalam air banyak yang merupakan mutualisme.
Tumbuhan leguminosa, yaitu yang berbuah polongan juga menjalankan
simbiosa semacam, dengan bakteria zat lemas yang mengumpul diakar.
Bakteria mendapat karbohidrat dan bahan lain, sebaliknya bakteria
mengikat gas nitrogen dari udara dan diberikan kepada induk-semangnya. Pada
simbiosa komensalisme satu pihak saja yang diuntungkan sedang pihak
yang lain tidak mendapat dan tidak menderita apa-apa. Termasuk ini ialah
tumbuhan epifit yang hidup pada tumbuhan lain, seperti anggrek, lumut
pohon, dan tumbuhan lain yang bergelantungan didahan pohon , dan juga
hewan-hewan yang hidup di pepohonan seperti katak pohon dan sebagainya.
Tumbuhan atau hewan tersebut tidak menghisap makanan dari partnernya
hanya numpang tempat tinggal. Yang
termasuk kategori interaksi antagonid ialah antibiosa, eksploitasi dan
kompetisi. Organisme mengeluarkan bermacam-macam bahan dari
metabolismenya. Karbondioksida atau asam organik hasil metabolisme,
yang memenuhi suatu lingkungan, sering menghambat mahluk lain untuk
melangsungkan hidup. Ada kalanya ada bahan produksi khusus yang
antagonistik terhadap spesies lain. Cendawan sering kali mengeluarkan
bahan semacam itu, seperti pinicillin, streptomycin, auromycin, ialah
bahan antibiotik yang dapat membunuh bakteria-bakteria tertentu.
B. JENIS-JENIS INTERAKSI
Dalam
sebuah ekosistem yang terdapat beberapa populasi di dalamnya, maka akan
terjadi interaksi antara individu dan populasi tersebut. Hubungan
tersebut disebut hukum interaksi. Hukum interaksi tersebut meliputi :
1. Kompetisi
Interaksi
kompetisi yaitu hubungan antara komponen ekosistem yang saling bersaing
satu sama lain untuk tujuan yang sama. Misalnya kerbau dan kambing yang
sama-sama bersaing mengkonsumsi rumput. Atau harimau dan singa yang
sama-sama berburu mangsa.
2. Endimis sirpentin
Endemik
atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota). Di dalam
suatu pulau dapat terbentuk wilayah/habitat endemik karena adanya
proses pembentukan batuan kapur, batuan serpentin, batuan vulkanik atau
batuan lainnya.
Pada
konteks endemisitas, terbentuknya habitat dari batuan serpentin
menyebabkan terbentuknya jenis tumbuhan endemik serpentin. Komunitas
tumbuhan pada area serpentin umumnya kerdil dan umumnya hanya tumbuh
pada habitat tersebut. Habitat ini umumnya berupa area terbuka dan
berbatu, dengan vegetasi umum berupa tumbuhan semak dan terkadang pohon
dengan daun keperakan atau kecoklatan karena struktur bulunya bersifat
memantulkan cahaya.
Tanah
serpentin juga memiliki kandungan logam berat yang tinggi seperti
kromium, kobalt, dan nikel. Serpentin juga kaya serat silika yang
dikenal dengan nama asbestos. Mineral asbestos ini lebih banyak
merugikan manusia daripada tumbuhan karena dapat menyebabkan kanker.
Tantangan lain pada tanah serpentin adalah ketiadaan zat hara (nutrisi). Kandungan kalsium (Ca) pada tanah ini biasanya rendah, sebaliknya kandungan Mg tinggi. Contoh tumbuhan yang hidup ditanah serpentin adalah sebagai berikut :
3. Halofit
Tumbuhan
Halofit yaitu tumbuhan yang mampu pada kondisi kadar garam yang tinggi
(salinitas) beradaptasi dengan cara membentuk kelenjar garam yang
terdapat pada daun, memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar.
Tumbuhan halofit
merupakan tumbuhan pantai yang hidup pada kondisi selalu tergenang
ataupun terkadang tergenang air laut. Tumbuhan ini hidup pada kondisi
kadar salinitas air laut yang tinggi. Oleh karena itu, tumbuhan pantai
umumnya memiliki adaptasi yang unik terhadap kondisi lingkungan
tersebut.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Adapun bentuk adaptasinya adalah memiliki jaringan aerenkim dengan ruang antar sel yang besar dan jaringan pembuluh tersebar. Contoh tumbuhan mangrove menyerap air tetapi mencegah masuknya garam, melalui saringan (ultra filter) yang terdapat pada akar . Flora mangrove menyerap air dengan salinitas tinggi kemudian mengekskresikan garam dengan kelenjar garam yang terdapat pada daun. Berikut contoh gambar tumbuhan mangrove.
Tidak semua halofit setara dalam toleransi garam, dibedakan intoleran,
fakultatis, dan obligat.Tetapi kebanyakan halofit adalah intoleran, yaitu tumbuh maksimum pada salinitas rendah dan menurun pada salinitas naik.
Tumbuhan yg hidup subur di daerah atau lingkungan (tanah) yg berkadar garam tinggi, msl rumput inggris; Armeria maritina
4. Kompetisi dan Niche
Niche
menurut Grinnel (1917, 1924, 1928) merupakan peran fungsional dan
kedudukan organisme dalam komunitas. Menurut Elton (1972) niche
didefinisikan sebagai suatu tempat yang berhubungan dengan makanan dan
kompetisi dan juga status organisme dalam komunitas. Menurutnya niche
dari hewan dapat didefinisikan dalam range yang lebih luas lagi menurut
ukuran dan makanannya. Menurut Odum (1959), definisi niche ekologi
adalah posisi atau status dari struktur adaptasi organisme, respon
psikologi, dan tingkah laku spesifik. Adapun niche menurut Keindegh
(1980), yaitu kedudukan khusus dalam suatu komunitas suatu populasi
spesies. Jadi niche (relung) dapat diartikan sebagai suatu kedudukan
dari organisme tetentu dalam ekosistem terikat dengan adaptasi
morfologi, struktur, dan fungsional. Dengan demikian niche overlap dapat
diartikan sebagai suatu kedudukan atau posisi organisme yang tumpang
tindih dengan organisme yang lain di dalam ekosistem dalam hal ukuran
habitat dan makanannya.
Kompetisi
adalah salah satu bentuk interaksi antar dua atau banyak individu
apabila suplai sumber yang diperlukan bersifat terbatas.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi
(niche). Sebuah peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies
berinteraksi di dalam lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor
tertentu seperti apa yang dimakan atau apa yang digunakan untuk energi,
predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya atau kelembaban udara yang
dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi. Kompetisi
dibedakan menjadi dua, yaitu kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
Intraspesifik adalah persaingan antara organisme yang sama dalam lahan
yang sama sedangkan kompetisi interspesifik adalah persaingan atara
organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama.
5. Amensalisme
Amensalisme adalah interaksi yang menekan satu organisme, sedangkan yang lain tetap stabil atau salah satu organisme dirugikan tapi organisme lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan..
Amensalisme juga disebut sebagai suatu interaksi bersifat negatif,
dimana salah satu anggotanya terhambat dan yang lain tidak terpengaruh. Contohnya adalah jamur Penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri. Penisilin mampu membunuh bakteri. Sehingga bakteri dirugikan, tetapi jamur Penicillium tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Salah
satu contoh amensalisme adalah interaksi alelokemis, yaitu penghambatan
satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit
ke lingkungan. Bagian interaksi alelokemis yang melibatkan hanya
tumbuhan saja disebut alelopati.
Gambar jamur Penicilium
6. Interaksi Alelokemis pada Level Produser – Dekomposer
Kebanyakan dekomposer dalam tanah yang serasah dibawah suatu komunitas
dipengaruhi spesies tumbuhan yang menggugurkan serasah penitrasi akar
dalam tanah.
Tanah
dibawah hutan conifer umumnya asam karena serasah conifer bersifat asam
dan dekomposisinya mempengaruhi PH tanah. Sebagai hasil, fungi
medominer mikroflora tanah, sedangkan bakteria mendominer tanah netral.
Gambar : hutan conifer
7. Alelopati
Alelopati
merupakan interaksi antar populasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi
tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa atau antibiotisme. Contoh, jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Gambar : pohon walnut
Fenomena
alelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan, antar
mikroorganisme, atau antara tumbuhan dan mikroorganisme (Einhellig,
1995a). Menurut Rice (1984) interaksi tersebut meliputi penghambatan dan
pemacuan secara langsung atau tidak langsung suatu senyawa kimia yang
dibentuk oleh suatu organisme (tumbuhan, hewan atau mikrobia) terhadap
pertumbuhan dan perkembangan organisme lain. Senyawa kimia yang berperan
dalam mekanisme itu disebut alelokimia. Pengaruh alelokimia bersifat
selektif, yaitu berpengaruh terhadap jenis organisme tertentu namun
tidak terhadap organisme lain (Weston, 1996).
Alelokimia
pada tumbuhan dilepas ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran
melalui berbagai cara yaitu melalui penguapan, eksudat akar, pencucian,
dan pembusukan bagian-bagian organ yang mati. Dan menjelaskan lebih
lanjut proses-proses tersebut melalui penjelasan berikut ini.
a. Penguapan
Senyawa
alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus
tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia.
Senyawa kimianya termasuk ke dalam golongan terpenoid. Senyawa ini
dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam bentuk uap, bentuk
embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan diserap akar.
b. Eksudat akar
Banyak
terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan
(eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat,
dan fenolat.
Lantana atau Saliara Akar dan tunas tanaman ini dapat mengurangi perkecambahan gulma anggur dan gulma lainnya.
c. Pencucian
Sejumlah
senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada di
atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian
daun tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
d. Pembusukan organ tumbuhan
Setelah
tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-senyawa kimia yang
mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ
yang mati akan kehilangan permeabilitas membrannya dan dengan mudah
senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis
mulsa dapat meracuni tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang
ditanam pada musim berikutnya.
8. Alelokemis pada level Produser-Herbivora
Interaksi alelokemis, yaitu penghambatan satu organisme oleh organisme lain melalui pelepasan produk metabolit ke lingkungan.
Untuk hebivora tertentu, semua spesies tumbuhan rasanya tidak harus
sama. Banyak spesies ditolak total, beberapa dimakan dan sangat
disenangi dan yang lainnya dimakan kalau yang disenangi tidak ada.
9. Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
Tumbuhan epifit artinya tumbuhan yang menempel pada bagian luar
tumbuhan lain. Tumbuhan yang menempel itu tidak merugikan tumbuhan yang
ditumpangi (komensalisme).
Contohnya : tumbuhan paku-pakuan dan anggrek yang tumbuh pada ranting atau batang pohon tumbuhan berkayu.
10. Interaksi antara Tali Putri dengan Inangnya
Tali putri yang berwarna ilmiah Cuscuta sp,
warnanya yang kuning keemasan akan tampak cemerlang jika mendapat sinar
matahari. Tali putri punya sifat merugikan. Kehadirannya pada tumbuhan
melalui pola hubungan simbiosis paratisme. Tali putri memang tumbuhan
parasit yang bisa membunuh inangnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bedasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Interaksi spesies merupakan suatu kejadian yang wajar didalam suatu komunitas, Semua
makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau
lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu
dari populasi lain.
2. Macam-macam interaksi spesies adalah sebagai berikut :
a. Kompetisi
b. Endimis serpentin
c. Halofit
d. Kompetisi dan Niche
e. Amensalisme
f. Interaksi Alelokemis pada Level Produser-Dekomposer
g. Alalopati
h. Alelokemis pada Level Produser –Herbivora
i. Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya
j. Interaksi antar Tali Putri dengan Inangnya
B. SARAN
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jelasnnya mengenai interaksi spesies, agar mencari lagi referensi
yang lain karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan
makalah ini, masih banyak kekurangan yang perlu disempurnakan.SUMBER :http://tyara-berbagibersama-tyara.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)