EKOLOGI TUMBUHAN
“PERTUMBUHAN POPULASI”
“PERTUMBUHAN POPULASI”
DISUSUN OLEH :
NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM : 0905015047
KELAS : PEND. BIOLOGI/ REG. PAGI B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM : 0905015047
KELAS : PEND. BIOLOGI/ REG. PAGI B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
Topik : PERTUMBUHAN POPULASI
Tenggal : Senin, 10 Maret 2012
Materi :
PERTUMBUHAN POPULASI
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu “populous” yang dalam pelajaran ekologi berarti sekelompok individu sejenis. Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu suatu jenis makhluk hidup yang tergolong dalam satu spesies (atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan), dan pada suatu waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Model Pertumbuhan Populasi
1. Model Continous Time
Dengan menggunakan model ini kita dapat menentukan jumlah tumbuhan yang ada dalam beberapa waktu mendatang (Nt), jumlah yang terbentuk dari biji yang dihasilkan oleh tumbuhan yang ada (B), dan yang tersebar pada situs (I), kemudian dikurangi oleh jumlah yang sudah mati (D), dan jumlah biji yang tersebar keluar area (E) selama periode waktu t sampai t+1
Kita dapat menghitung laju kenaikan sesaat (r) per individual (laju intrinsik kenaikan alami) dalam populasi sebagai berikut :
Menghitung populasi dengan persamaan diferensial :
2. Daya Dukung
Lingkungan mempunyai daya dukung yaitu jumlah individual spesies yang dapat ditunjang oleh lingkungan. Plastisitas pertumbuhan membuat sedikit individu besar atau banyak individu kecil memiliki pengaruh sama pada pengangkatan populasi. Model pertumbuhan populasi continuous time yang telah dibahas di atas sangat cocok dengan pertumbuhan continue dan dalam kasus dimana laju kelahiran, laju kematian, dan ukuran berkorelasi dengan umur, seperti dalam banyak tumbuhan annual dan populasi daun.
3. Model Matriks
Model matriks adalah model yang mengijinkan penentuan pertumbuhan populasi dalam tumbuhan dengan perhitungan periode waktu tepat, dan fase dapat ditentukan dari searah hidup tumbuhan. Model matriks sangat menguntungkan bila unit populasi bergerak dari suatu stadia pertumbuhan yang dapat ditentukan ke lainnya.
a. Matriks yang Terdiri Atas Kolom Tunggal Diacu sebagai Matriks Kolom . Matriks kolom dapat memperlihatkan jumlah individu dan tiap stadia perkembangan. Misalnya, jumlah biji (N_ ), jumlah tumbuhan dalam bentuk roset (N_ ) dan jumlah tumbuhan dalam fase berbunga (N+)
b. Matriks Transisi
Suatu matriks transisi untuk tiga stadia pertumbuhan adalah bentuk segi empat dan terdiri atas grup nilai probabilitas yang menyajikan perubahan dimana tumbuhan dalam stadia perkembangan tertentu akan sampai stadia perkembangan berbeda (atau tetap tinggal sama) selama waktu antara tanggal sensus populasi.
4. Peraturan Populasi Dependen Densitas Versus Dependen Lebat
Semua individu dalam suatu populasi tumbuhan akan memerlukan kesamaan, sehingga tiap individu dalam populasi menjadi setara untuk ditempati oleh individu lainnya. Hasilnya adalah penjarangan diri secara bertingkat pada populasi sangat lebat, karena tumbuhan individu tertentu akan mati, sedang yang lain mendominer tegak. Kematian tumbuhan disebabkan karena kompetensi dalam tegakan berumur sama dan lebat mengikuti pola yang dapat ditentukan.
5. Populasi Dependen Lebat
Ukuran populasi dalam populasi yang bertambah bergantung pada dependen densitas yang berubah dalam survival atau laju reproduktif, karena jumlah populasi menjadi lebih besar. Dari hukum Yield konstan dimana tumbuhan bertanggap terhadap kelebatan tidak hanya oleh densitas tetapi juga oleh ukuran individu. Pupolasi tumbuhan lebih bersifat dependen lebat daripada dependen densitas.
6. Stadia Versus Umur
Teori demografik klasik memakai umur sebagai dasar untuk perkiraan kesuburan dan survivorship. Namun, umur dapat pula tidak berupa indikator status reproduktif dalam tumbuhan. Ada dua alasan pokok yaitu :
a. Ukuran tidak perlu berkorelasi dengan umur
b. Banyak tumbuhan akan berbunga bila telah mencapai ukuran tertentu tanpa memandang umurnya.
7. Tabel Hidup
Ada dua macam tabel hidup, tergantung pada lamanya hidup individu dalam populasi :
a. Macam tabel hidup diacu sebagai kohort atau tabel hidup dinamis. Suatu tabel kohort digunakan bila pengamat dapat mengikuti semua perkecambahan semai pada waktu tertentu (sebuah kohort) sampai semua individu mati. Tabel ini umumnya dipakai untuk tumbuhan yang hidup dalam periode waktu pendek.
b. Tabel hidup statis, struktur umur suatu populasi terdiri atas kohort berganda untuk memperkirakan pola survival berbagai kelompok umur. Pohon dan semak sering hidup lebih lama oleh karena itu dikaji dengan menggunakan tabel hidup statis.
8. Kurva Survivorship
Dengan plotting log jumlah survivor pada tiap interval umur terhadap waktu akan menghasilkan suatu kurva survivorship. Deewey membedakan tiga kurva survivorship yang menyajikan tanggapan populasi ekstrem :
a. Tipe I kurva survivorship adalah karakteristik organism dengan mortalitas rendah dalam stadia muda dan mortalitas cepat dalam kelas umur tua.
b. Tipe II adalah garis lurus, dimana probabilitas kematian pada pokoknya sama pada sembarang umur.
c. Tipe III adalah tipikal organism yang mempunyai laju mortalitas muda tinggi diikuti dengan mortalitas biji karena adanya pemakan buah dan pemakan biji.
9. Fekunditas
Fekunditas (biasa juga disebut umur spesifik laju kelahiran individu atau natalitas) diukur dengan menghitung jumlah total biji yang dihasilkan oleh kohort selama tiap interval umur dan dibagi dengan jumlah individu yang hidup dalam kohort. Fekunditas dengan demikian adalah jumlah biji rata-rata yang dihasilkan oleh individu dalam populasi pada waktu atau interval umur. Jika tumbuhan berumah dua (bunga jantan dan betina pada tumbuhan terpisah) hanya tumbuhan betina saja yang diperhatikan dalam table hidup. Suksesnya suatu kolonisasi populasi atau survival suatu populasi yang terbentuk bergantung pada kemampuan individu yang ada untuk memberi anakan kepada generasi mendatang.
Kesimpulan :
1. Faktor yang menentukan populasi adalah kapasitas beban lingkungan untuk spesies, ketersediaan jumlah makanan, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan populasi (dinamika populasi) yaitu bencana alam, kebakaran, dan peristiwa-peristiwa alam lainnya, munculnya penyakit-penyakit baru, wabah hama, persaingan antarspesies, ada pemangsa (predator) dan parasit dalam suatu komunitas
3. Model-model pertumbuhan populasi yaitu :
a. Model Continous Time ,
b. Daya Dukung,
c. Model Matriks Peraturan Populasi Dependen Densitas Versus Dependen Lebat,
d. Populasi Dependen Lebat,
e. Stadia Versus Umur,
f. Tabel Hidup,
g. Kurva Survivorship,
h. Fekunditas
Sumber :
Lumowa, Sonja V.T. 2012. Ekologi Tumbuhan. Universitas Mulawarman; Samarinda
http://hendrayana620.edublogs.org/2010/12/02/pertumbuhan-populasi/
http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/article/view/560
di akses : 9 april 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!