Blog Biology

Rabu, 07 Desember 2011

MAKALAH PROTISTA Alga Merah (Rhodophyta)


MAKALAH
PROTISTA
“RHODOPHYCEAE”

KELOMPOK II
REGULER PAGI B


PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2011

MAKALAH
PROTISTA
“RHODOPHYCEAE”
KELOMPOK II
REGULER PAGI B
1.      Nur Saifuddin                                   (0905015045)
2.      Listra Timau                          (0905015046)
3.      Edwar Edi Hardadi               (0905015047)
4.      Lilik Fitrianasari                    (0905015048)
5.      Ahmadin                               (0905015050)
6.      Budianto                               (0905015051)
7.      Dewi Anggraini                     (0905015052)
8.      Wahyuni                                (0905015053)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2011


 
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah “Rhodophyta” ini dengan baik dan tepat waktu. kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan bimbingan atau saran-saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Berkaitan dengan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang diterima oleh kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Samarinda,  November 2011


                                                                                                                

                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................  i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
I.       PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG ......................................................................  1
B.     RUMUSAN MASALAH ..................................................................  2
C.     TUJUAN............................................................................................. 2
II.    PEMBAHASAN
A.  CIRI-CIRI RHODOPHYTA ............................................................  3
B.  HABITAT RHODOPHYTA.............................................................. 4
C.  SISTEM REPRODUKSI RHODOPHYTA .....................................  4
D.  PEMBAGIAN ANAK KELAS RHODOPHYTA ...........................  5
E.  PERANAN RHODOPHYTA ...........................................................  8
     III.  PENUTUP
A.  KESIMPULAN .................................................................................  10
B.  SARAN .............................................................................................. 11
                   DAFTAR PUSTAKA


PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang ini hidup di laut dan kira-kira 50 jenis di air tawar bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran, talusnya mikroskopik dan multiseluler. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin
Walaupun sebagian besar ganggang merah hiup di laut banyak terdapat dilaut tropika.Sebagian kecil hidup diair  tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup diair payau. Ganggang merah yang banyak ditemukan di lautdalam adalah Gelidium dan Gracilar ia, sedang Eucheuma spinosumditemukan dilautdangkl.
Alga Merah (Rhodophyta) berwarna merah sampai ungu,tetapi pada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung k lorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akantetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yangmengadakan fluoresensi.
Adapun secara lengkap mengenai laga merah ini akan di bahas dalam pembahasan makalah ini.







B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah ciri-ciri dari rhodophyta ?
2.      Bagaimanakah habbitat rhodophyta ?
3.      Bagaimana sistem reproduksi rhodophyta ?
4.      Bagaimanakah pembagian anak kelas rhodophyta?
5.      Apakah peranan rodophyta dalam kehidupan ?

C.    TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat :
1.      Memahami ciri-ciri rhodophyta.
2.      Mengetahui habitat hidup rhodophyta.
3.      Memahami sistem reproduksi rhodophyta.
4.      Mengetahui pembagian anak kelas rhodophyta.
5.      Mengetahui peranan rhodophyta.
















BAB II
PEMBAHASAN


Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerahmerahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna kemerahmerahan. Rhodophyceae selalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.
Adapun cici-ciri rhodophyta secara spesifik dipaparkan sebagai berikut :
·         Mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin.
·         Kebanyakan hidup di air laut, yaitu laut dalam yang hanya dapat dicapai oleh cahaya bergelombang pendek. Hidup sebagai bentos, melekat pada substrat dengan benang/cakram pelekat.
·         Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
·         Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid.
·         Dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar).
·         Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.
·         Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami. Spora atau gamet tidak berflagel, jadi tidak dapat bergerak aktif.

2.      Habitat rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal

3.      Sistem reproduksi rhodophyta
Perkembangbiakan dapat secara aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (oogami).
a)      Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabangtalus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang  dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol. Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut,seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itumemisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk  benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebutdinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benangsporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
b)      Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetrasporaakan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantann dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma,dan Scicania furcellata.

Baik spora maupun gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif. Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.

4.      Pembagian anak kelas rhodophyta
Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu sebgai berikut :
1)      Anak kelas bangieaea (protofloroda)
Talus berbentuk benang, cakram atau pita dengan tidak ada percabangan yang beraturan. Pembiakan vegetatif dengan monospora yang dapat memperlihatkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkangamet jantan yang disebut spermatium. Dalam golongan ini termasuk suku Bangiaceae, yang membawahi antara lain ganggang tanah Porpyridium cruentum dan ganggang laut Bangia artropurpurea.
2)      Anak kelas  floridae
Talus ada yang masih sederhana, tapi umumnya hampir selalu bercabang-cabang dengan beraturan dan mempunyai beraneka ragam bentuk, seperti benang, lembaran-lembaran. percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium menghasilkan satu gamet betina yang oleh karena tidak dapat bergerak tidak dinamakan spermatozoid tetapi spermatium. Gametangium betina dinamakan karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain daripada cabang talus yang mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, bagian bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen.
Zigot tidak mengalami waktu istirahat, melainkan dari bidang sampingnya lalu membentuk sel-sel yang merupakan benang-benang sporogen. Dalam sel-sel ujung benang itu terbentuk satu spora, masing-masing dengan satu inti dan satu plastida dan dinamakan karpospora. Karpospora itu mula-mula berkecambah menjadi suatu protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru dengan alat-alat generatif. Peristiwa di atas terdapat antara lain pada Batrachospermum moniliforme. Pada warga Floridaea lainnya terdapat pergiliran antar 3 keturunan dalam daur hidupnya yaitu :
·         Gametofit yang haploid, yang mempunyai anteridium dan karpogonium.
·         Karposporofit yang diploid, mengeluarkan karpospora diploid.
·         Tetrasporofit, yang habitusnya menyerupai gametofit (keturunan pertama), akan tetapi tidak mempunyai alat-alat seksual, melainkan mempunyai sporangium yang masing-masing mengeluarkan 4 spora (tetraspora).

Daur hidup yang memperlihatkan 3 keturunan itu antara lain terdapat pada Callithamnion corymbosum. Gametofit dan tetrasporofit dapat isomorf, tetapi ada pula yang tidak, misalnya Bonnemaisonia hamifera.
Florideae dibagi dalam sejumlah bangsa, diantaranya yaitu :
                    i.            Bangsa Nemalionales, termasuk suku Helminthocladiacae yang antara lain mencakup Batrachospeermum moniliforme, Bonnemisonia humifera.
                  ii.            Bangsa Gelidiales, termasuk suku Gelidiaceae, misalnya Gelidium cartilagineum dan Gelidium lichenoides, terkenal sebagai penghasil agar-agar.
                iii.            Bangsa Gigartinales, kebanyakan terdiri atas ganggangang laut. Yang penting ialah suku Gigartinaceae dengan dua warganya yang menghasilkan bahan yang berguna, ialah Chondrus crispus dan Gigartina mamillosa, penghasil karagen atau lumut islandia yang berguna sebagai bahan obat.
                iv.            Bangsa Nemastomales, dari bangsa ini perlu disebut suku Rhodophyllidaceae yang salah satu warganya terknal sebagai penghasil agar-agar, yaitu Euchema spinosum. Suku Sphaerococaceae, juga mempunyai anggota-anggota yang merupakan penghasil agar-agar pula, diantaranya Gracilaria lichenoides dan berbagai jenis yang termasuk marga Sphaerococcus.
                  v.            Bangsa Ceramiales, dalam bangsa ini termasuk antara lain suku Ceramiaceae di dalamnya. Contoh, Callithamnion corymbosum.

Ada yang mencari nenek moyang Rhodophyceae pada Chlorophyceae, mengingat adanya trikogin pada karpogonium yang mengingatkan oogonium dalam sel-sel tumbuhan pada Coleochaeta. Ada yang mencari hubungan kekerabatan dengan Cyanophyceae dan menganggap Protoflorideae sebagai jembatannya.

Bekas ganggang ini telah ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman silur, dan mungkin dari kambrium, bahkan sering tidak hanya bekas, melainkan sisa sisa yang mengandung kapur.


5.      Peranan rhodophyta.
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkanantara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran pentingdalam pembentukan terumbu karang.
Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.



BAB III
PENUTUP


  1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Ciri-ciri Rhodophyta adalah : mengandung kloroplas berisi fikoeretrin lebih banyak dibandingkan klorofil, ada karotenoid, sedikit fikosianin, kebanyakan hidup di air laut, Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid, dinding sel ganggang merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar), bentuk talus Reproduksi aseksual dengan spora, dan seksual dengan cara oogami.
2.      Habitat rhodophita adalah di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau
3.      Sistem reproduksi rhodophyta adalah secara seksual dan aseksual.
4.      Pembagian anak kelas rhodophyta yaitu terdiri atas : Bangieae dan Florodeae.
5.      Peranan rhodophyta yaitu : bahan makanan dan kosmetik, dipakai dalam industri agar-agar, sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri, kuat dalam mengatasi terjangan ombak, juga menjadi bahan makanan bagi manusia juga dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.




  1. SARAN
Bagi para pembaca sekalian yang ingin memperoleh informasih lebih lengkapnya mengenai alga merah, di sarankan agar m,encari lagi referensi yang lain, karena tidak dapat kami pungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih benyak kekurangan yang harus diperbaiki.


DAFTAR PUSTAKA


Tjitrosoepomo, Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ