NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM : 0905015047
KELAS : BIOLOGI PAGI B
KLASIFIKASI
Klasifikasi
adalah ilmu yang mempelajari tentang penggolongan makhluk hidup ke dalam
golongan/satuannya sesuai dengan ciri-cirinya. Klasifikasi bermanfaat untuk
mengetahui hubungan kekerabatan antara
makhluk hidup yang beraneka ragam. Hewan atau tumbuhan yang masih dekat
hubungan kekerabatannya mempunyai banyak persamaan ciri morfologi. Ada beberapa
macam sistem klasifikasi, di antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi
buatan dan sistem klasifikasi filogenik.
1.
Sistem
klasifikasi alami
Merupakan
suatu cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaaan ciri
morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan
mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran
tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki dan bentuk batang.
Penganut
sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles seorang ahli filsafat
Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya
mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain beliau, Theophrastus (370-285 SM)
yang disebut Bapak Botani dengan karyanya berjudul “History of Plants” yang
berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara lain:
-
Pohon: tumbuhan yang memiliki batang berkayu,
misalnya pohon mangga dan pohon jeruk.
-
Semak/Perdu: tumbuhan berkayu, memiliki banyak
ranting dan bercabang pendek, misalnya tanaman pagar atau teh-tehan.
-
Setengah Semak/Setengah Perdu: tumbuhan
berbatang rendah dengan percabangan banyak dan mudah patah, misalnya tanaman
cabai dan tanaman melati.
-
Herba/Terna: tanaman yang memiliki batang berair
atau berbatang lunak, misalnya tanaman bayam, kangkung atau sawi.
Kelebihan
sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokan makhluk hidup yang
kurang dikenal masih mungkin dilakukan dalam sistem klasifikasi ini. Sistem ini
juga relatif lebih stabil karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan
pengetahuan.
2.
Sistem klasifikasi buatan
Sistem klasifikasi
buatan (artifisial) adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas
adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat
tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang
mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya kupu-kupu dan kelelawar
merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem
klasifikasi ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis Inggris yang
menuangkan pendapatnya dalam “Historia Plantarum”, berisi 1800 jenis tumbuhan
yang menggunakan ciri bunga, batang dan akarnya. Klasifikasi ini kurang teratur
dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem ini adalah semua orang
dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan
yang digunakan. Dengan demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan antar
orang yang berbeda akan berbeda pula.
3.
Sistem klasifikasi filogenik
Pengelompokan
berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok). Charles
Robert Darwin (1859) dalam bukunya “ On the Origin of Species by Means of
Natural Selection” mengkaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar pemikiran
Darwin adalah setiap makhluk hidup mengalami perubahan sehingga sifat/cirinya
berbeda dengan sifat/ciri nenek moyangnya.
Kelebihan
sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antar
makhluk hidup yang berada dalam satu kelompok. Selain itu, banyak informasi
yang dapat diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan
kebanyakan makhluk hidup dalam kelompok memiliki ciri dasar yang diturunkan.
Carolus
Linnaeus (1707-1778), sarjana kedokteran dari Swedia yang sangat besar
perhatiannya terhadap bidang botani, menganut sistem klasifikasi buatan.
Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup
yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang
sama, mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut
takson. Anggota-anggota dalam tingkatan
takson yang semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit. Sebaliknya,
makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak persamaannya. Umumnya
kelompok (takson) dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:
Kingdom (Dunia), Phylum (Filum)
atau Division (Divisi), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Familia (Suku), Genus
(Marga), Species (Spesies/Jenis).
Linnaeus juga
memelopori cara pemberian nama makhluk hidup
menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem binomial
nomenklatur (sistem tata nama ganda). Ketentuan penamaan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa Latin atau bahasa
asing yang dilatinkan. Contohnya, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum gnemon yang
berasal dari bahasa Melayu gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua suku kata. Kata pertama
menunjukkan nama genus, sedangkan kata kedua menunjukkan keterangan
jenis/spesies (misalnya mammosum= seperti mammae). Contohnya nama ilmiah
harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf kapital,
misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan
huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa atau
dapat juga digarisbawahi, misalnya Felis tigris.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa
glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
Beberapa alternatif sistem
klasifikasi menggunakan :
Sistem dua
dunia dikategorikan dalam dunia hewan (animalia), makhluk hidup yang tidak
dapat membuat makanan sendiri, memerlukan makhluk hidup lain sebagai sumber
makanannya, dan dapat melakukan gerak berpindah tempat; dan dunia tumbuhan
(plantae), makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
sinar matahari, mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik, kelompok
ini tidak dapat berpindah tempat meskipun dapat melakukan gerak yang terbatas.
Sistem tiga
dunia disusun berdasarkan cara makhluk hidup memperoleh makanan yang
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1866, Bangsa Jerman). Sistem ini terdiri atas
kingdom protista (mikroorganisme), kingdom plantae dan kingdom animalia.
Sistem
klasifikasi berdasarkan data sekuen dari RNA ribosom (rRNA) membagi makhluk
hidup hidup ke dalam tiga domain yaitu Bakteria, Archaea dan Eukarya. Anggota
domain Bakteria dan Archaea ialah makhluk hidup prokariot, sedangkan domain
Eukarya ialah makhluk hidup eukariot. Domain Eukarya terdiri dari 5 dunia,
yaitu protista, chromista, fungi, plantae, dan animalia.
Sistem lima
dunia dikemukakan oleh Robert H. Whittaker (1969), meliputi kingdom monera
(prokariotik, inti sel tidak bermembran = ganggang hijau biru dan bakteri),
kingdom protista, kingdom fungi (cendawan), kingdom plantae dan kingdom
animalia. Klasifikasi disusun berdasarkan struktur organisasi internal sel,
struktur organisasi sel, dan tipe nutrisi sel. Sistem ini yang paling sering
digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup hidup.
DAFTAR PUSTAKA
http://aphe.wordpress.com/2008/06/26/sistem-klasifikasi/
http://www.scribd.com/doc/50577112/klasifikasi-adalah
http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi
http://www.researchkesos.com/download/jurnal_vol_14.pdf
http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/05/sistem-klasifikasi-5-kingdom.html
http://massofa.wordpress.com/2008/01/28/taksonomi-tumbuhan-rendah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!