TUGAS
ARTIKEL
EKOLOGI
HEWAN
DI SUSUN OLEH :
NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM : 0905015047
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
1. Metode Sensus (Pencacahan Total)
Pencacahan total merupakan suatu cara
menghitung secara langsung semua individu di suatu tempat yang dihuni spesies
yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan pada berbagai spesies mamalia
berukuran tubuh besar dan mudah tampak dalam habitatnya, misal gajah di semak
belukar. Pencacahan total juga dapat dilakukan pada berbagai jenis hewan yang
berukuran kecil, misal kelelawar dengan mencacah individu yang keluar masuk
dari lubang tempat tinggalnya. Dapat juga dilakukan pada jenis hewan
invertebrate sesil dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu kecil, misalnya
teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan Absolut : Metoda-metoda Pencuplikan
Metode pencuplikan (sampling method) merupakan metode yang menggunakan
pencacahan, namun dilakukan terhadap individu-individu dari cuplikan-cuplikan
(samples) yang masing-masing merupakan suatu proporsi kecil dari populasi yang
diperiksa.
2.
Metode Sampling (cuplikan)
Pada metode
ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi
kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat
taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini bersangkut paut
dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu
bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode
pencuplikan yang digunakan antara lain:
a. Metode
kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu
luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan
sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu
dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga
rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
b. Metoda
menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode ini dinamakan juga dengan
“mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu:
·
individu- individu yang tidak bertanda maupun yang
bertanda ditangkap secara acak.
·
individu- individu yang diberi tanda mengalami laju
mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.
·
tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang
ataupun tidak tampak.
c. Metode
removal (pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk
menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm
metode pengambilan adalah sebagai berikut:
·
Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.
·
Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada
setiap perioda panangkapan adalah sama.
·
Probabilitas penangkapan individu dari waktu selama
perioda penangkapan adalah sama.
3.
Metoda
Tangkap dan Tangkap Lagi
Metode
capture-re capture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga
ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan,
burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode
Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Metode ini
pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang
akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang
mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu
yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu),
dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari
populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang
bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak
bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan
bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan,
perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun
yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
• Tanda yang digunakan harus mudah dikenali
kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan.
• Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau
mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
• Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu
harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi.
• Peluang untuk ditangkap kembali harus sama
bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak.
Dari dua
kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N; indeks
Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut:
N =
Mn/n
Dengan catatan :
M = jumlah
individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan ke-1.
N = jumlah
total yang bertanda maupun tidak bertanda pada periode pencuplikan ke-2.
M = jumlah
individu bertanda, yang tertangkap kembali pada periode pencuplikan ke-2.
4.
Pengukuran Kerapatan
Nisbi
Karakteristik
semua metode pengukuran kerapatan nisbi adalah bahwa semuanya tergantung pada
pengumpulan cuplikan yang mewakili tetapan nisbi yang tidak diketahui hubungannya
dengan besarnya populasi secara keseluruhan. Jadi yang diperoleh hanya petunjuk
kelimpahan yang kurang begitu akurat. Sebenarnya banyak teknik perkiraan
demikian itu, tetapan disini hanya beberapa saja yang akan disajikan ialah :
1. Jebakan, Termasuk jebakan untuk tikus
lapangan,jebakan cahaya untuk insekata yang terbang malam, jebakan sumuran yang
dipasang pada permukaan tannah untuk menjebak kutu, atau hewan kecil lainnya,
jebakan isap bagi insekta terbang, serta jaring plankton. Hewan yang tertanggap
tergantug tidak hanya kerapatan populasi tetapi juga aktivitas hewan itu,
kisaran gerakan, dan kemempuan si pemasang jebakan, sehingga sebenarnya hanya
akan dieroleh gambaran kasar mengenai kelimpahan dengan teknik ini.
2. Cacah butir tinja. Jikalau diketahui cacah
butiran tinja dan rerata laju peninjaan akan diperoleh index besarnya populasi.
3. Frekuensi vokalisasi. Beberapa kali ayam hutan
berbunyi seletiap 15 menit dapat dipergunakan untuk index besarnya populasi
ayam hutan
4. Catatan kulit. Cacah hewan yang ditangkap oleh
pemburu atau penjebak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan pada
populasi mammalia catatan ada yang sampai 150 tahun yang lalu.
5. Tangkapan per satuan usaha penangkapan ikan,
misalnya cacah ikan yang ditangkap selama 100 jam dengan pukat harimau. Jika
diperbandingkan akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan kelimpahar ikan di
suatu perairan
6. Cacah artifak, misalnya butir tanah pada
“rumah” kepiting, pohon untuk sarang tupai, bekas kepompong yang telah
ditinggalkan insekta, dapat berguna untuk memperkirakan cacah hewan
bersangkutan.
7. Kuesioner dapat dikirimkan kepada penggemar
berburu atau penjebak untuk mendapatkan perubahan populasi hewan yang jadi
objeknya.
8. Frekuensi. Persentase kuadrat yang
dipergunakan dalam pengkajian suatu spesies khusus dapat berguna untuk
memperkirakan kelimpahan nisbi.
9. Kapasitas makan. Jumlah umpan yang diambil
oleh tikus dapat dipergunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah peracunan
untuk memperoleh perubahan kerapatan.
10. Penghitungan di jalanan. Cacah burung mangsa
yang tampak waktu mengendarai mobil sejauh jarak yang telah dibakukan dapat
dipergunakan sebagai index kelimpahan.
Hasil metode
pengukuran kerapatan nisbi tersebut diatas perlu dipelajari dan di evaluasi
secara hati-hati. Hasil tersebut lebih merupakan pelengkap pada teknik
langsung. Perlu dipertimbangkan 2 hal : pertama, bahwa informasi sensus yang
akurat dan terperinci hanya dapat diperoleh untuk beberapa jenis hewan. Dalam
kebanyakan kejadian harus puas dengan perkiraan kasar. Kedua, bahwa terdapat
karya penelitian yang hanya berkenaan dengan hewan yang “mudah “ ialah burung
dan mamalia.
Sumber :
azisnformation.blogspot.com/2012/06/metode-pengukuran-populasi-hewan.html?showComment=1338908180358
http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/05/menaksir-kelimpahan-populasi-dengan.html?showComment=1338986577453
http://haeryn.wordpress.com/2012/05/30/mengukur-populasi-hewan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!