Blog Biology

Rabu, 06 Juni 2012

TUGAS ARTIKEL EKOLOGI HEWAN


TUGAS ARTIKEL
EKOLOGI HEWAN





DI SUSUN OLEH :

NAMA    :      EDWAR EDI HARDADI
NIM        :       0905015047



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012

1.  Metode Sensus (Pencacahan Total)
Pencacahan total merupakan suatu cara menghitung secara langsung semua individu di suatu tempat yang dihuni spesies yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan pada berbagai spesies mamalia berukuran tubuh besar dan mudah tampak dalam habitatnya, misal gajah di semak belukar. Pencacahan total juga dapat dilakukan pada berbagai jenis hewan yang berukuran kecil, misal kelelawar dengan mencacah individu yang keluar masuk dari lubang tempat tinggalnya. Dapat juga dilakukan pada jenis hewan invertebrate sesil dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu kecil, misalnya teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan Absolut : Metoda-metoda Pencuplikan Metode pencuplikan (sampling method) merupakan metode yang menggunakan pencacahan, namun dilakukan terhadap individu-individu dari cuplikan-cuplikan (samples) yang masing-masing merupakan suatu proporsi kecil dari populasi yang diperiksa.
2.  Metode Sampling (cuplikan)
Pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:
a.  Metode kuadrat
Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
b.  Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang
Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu:
·       individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak.
·       individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.
·       tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak.
c.   Metode removal (pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut:
·       Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.
·       Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.
·       Probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama.
3.  Metoda Tangkap dan Tangkap Lagi
Metode capture-re capture, merupakan metode yang sudah populer digunakan untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat, seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.
Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari (satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti, habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi. Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
•   Tanda yang digunakan harus mudah dikenali kembali dan tidak ada yang hilang atau rusak selama periode pengamatan.
•   Tanda yang digunakan tidak mempengaruhi atau mengubah perilaku aktivitas dan peluang hidup.
•   Setelah diberi penandaan hewan-hewan itu harus dapat berbaur dengan individu-individu lain didalam populasi.
•   Peluang untuk ditangkap kembali harus sama bagi individu-individu yang bertanda maupun tidak.
Dari dua kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau  besarnya populasi (N; indeks Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut:

N =  Mn/n
Dengan catatan :
M = jumlah individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode pencuplikan ke-1.
N = jumlah total yang bertanda maupun tidak bertanda pada periode pencuplikan ke-2.
M = jumlah individu bertanda, yang tertangkap kembali pada periode pencuplikan ke-2.
4.  Pengukuran Kerapatan Nisbi
Karakteristik semua metode pengukuran kerapatan nisbi adalah bahwa semuanya tergantung pada pengumpulan cuplikan yang mewakili tetapan nisbi yang tidak diketahui hubungannya dengan besarnya populasi secara keseluruhan. Jadi yang diperoleh hanya petunjuk kelimpahan yang kurang begitu akurat. Sebenarnya banyak teknik perkiraan demikian itu, tetapan disini hanya beberapa saja yang akan disajikan ialah :
1.  Jebakan, Termasuk jebakan untuk tikus lapangan,jebakan cahaya untuk insekata yang terbang malam, jebakan sumuran yang dipasang pada permukaan tannah untuk menjebak kutu, atau hewan kecil lainnya, jebakan isap bagi insekta terbang, serta jaring plankton. Hewan yang tertanggap tergantug tidak hanya kerapatan populasi tetapi juga aktivitas hewan itu, kisaran gerakan, dan kemempuan si pemasang jebakan, sehingga sebenarnya hanya akan dieroleh gambaran kasar mengenai kelimpahan dengan teknik ini.

2.  Cacah butir tinja. Jikalau diketahui cacah butiran tinja dan rerata laju peninjaan akan diperoleh index besarnya populasi.
3.  Frekuensi vokalisasi. Beberapa kali ayam hutan berbunyi seletiap 15 menit dapat dipergunakan untuk index besarnya populasi ayam hutan
4.  Catatan kulit. Cacah hewan yang ditangkap oleh pemburu atau penjebak dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan pada populasi mammalia catatan ada yang sampai 150 tahun yang lalu.
5.  Tangkapan per satuan usaha penangkapan ikan, misalnya cacah ikan yang ditangkap selama 100 jam dengan pukat harimau. Jika diperbandingkan akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan kelimpahar ikan di suatu perairan
6.  Cacah artifak, misalnya butir tanah pada “rumah” kepiting, pohon untuk sarang tupai, bekas kepompong yang telah ditinggalkan insekta, dapat berguna untuk memperkirakan cacah hewan bersangkutan.
7.  Kuesioner dapat dikirimkan kepada penggemar berburu atau penjebak untuk mendapatkan perubahan populasi hewan yang jadi objeknya.
8.  Frekuensi. Persentase kuadrat yang dipergunakan dalam pengkajian suatu spesies khusus dapat berguna untuk memperkirakan kelimpahan nisbi.
9.  Kapasitas makan. Jumlah umpan yang diambil oleh tikus dapat dipergunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah peracunan untuk memperoleh perubahan kerapatan.
10.  Penghitungan di jalanan. Cacah burung mangsa yang tampak waktu mengendarai mobil sejauh jarak yang telah dibakukan dapat dipergunakan sebagai index kelimpahan.
Hasil metode pengukuran kerapatan nisbi tersebut diatas perlu dipelajari dan di evaluasi secara hati-hati. Hasil tersebut lebih merupakan pelengkap pada teknik langsung. Perlu dipertimbangkan 2 hal : pertama, bahwa informasi sensus yang akurat dan terperinci hanya dapat diperoleh untuk beberapa jenis hewan. Dalam kebanyakan kejadian harus puas dengan perkiraan kasar. Kedua, bahwa terdapat karya penelitian yang hanya berkenaan dengan hewan yang “mudah “ ialah burung dan mamalia.

Sumber :

azisnformation.blogspot.com/2012/06/metode-pengukuran-populasi-hewan.html?showComment=1338908180358
http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/05/menaksir-kelimpahan-populasi-dengan.html?showComment=1338986577453
http://haeryn.wordpress.com/2012/05/30/mengukur-populasi-hewan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ