LAPORAN
BAKTERIOLOGI
BENTUK-BENTUK
DASAR BAKTERI
PADA
KERAK GIGI MANUSIA
DISUSUN
OLEH :
NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM :
0905015047
KELAS : BIOLOGI PAGI B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMRINDA
2012
BENTUK-BENTU DASAR BAKTERI
PADA KERAK GIGI MANUSIA
A. Tujuan
Untuk mengamati
dan memahami bentuk-bentuk dasar bakteri pada kerak gigi manusia.
B. Dasar
Teori
Bakteri (dari
kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota
dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab
infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat
dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan
antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat
ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan
organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh
manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu
yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan
pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil
(mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Seperti
prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua
bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Sehubungan dengan ketiadaan
membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah
sitoplasma yang bernama nukleoid. Salah satu struktur bakteri yang penting
adalah dinding sel. Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar
berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri
gram positif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari
lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam
teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang
lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal. Metode yang
digunakan untuk membedakan kedua jenis kelompok bakteri ini dikembangkan oleh
ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.
Banyak bakteri
memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagel dan fimbria yang digunakan
untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul
yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis.
Struktur kapsul inilah yang sering kali menjadi faktor virulensi penyebab
penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus
pneumoniae. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies
lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Beberapa bakteri
mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup
pada lingkungan ekstrim. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh
bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana
bakteri ini juga termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan
kaleng.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme
multiselluler.
2. Prokariot
(tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak
memiliki klorofil.
4.
Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya
memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam.
6. Hidup bebas
atau parasite.
7.
Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
8.
Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan.
Banyak spesies
bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Bakteri yang tidak memiliki alat
gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan
tempat bakteri tersebut berada. Sama seperti struktur kapsul, flagel juga dapat
menjadi agen penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri. Berdasarkan
tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan,
yaitu:
-
Atrik, tidak mempunyai flagel.
-
Monotrik, mempunyai satu flagel pada
salah satu ujungnya.
-
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada
salah satu ujungnya.
-
Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua
ujungnya.
-
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh
permukaan tubuhnya.
Struktur dasar bakteri :
1.
Dinding sel tersusun dari peptidoglikan
yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi
bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri
gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2.
Membran plasma adalah membran yang
menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3.
Sitoplasma adalah cairan sel.
4.
Ribosom adalah organel yang tersebar
dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5.
Granula penyimpanan, karena bakteri
menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
Struktur tambahan bakteri :
1.
Kapsul atau lapisan lendir adalah
lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal
disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan
lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2.
Flagelum atau bulu cambuk adalah
struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3.
Pilus dan fimbria adalah struktur
berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip
dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria
adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4.
Klorosom adalah struktur yang berada
tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya
untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan
fotosintesis.
5.
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang
hidup di air dan berfotosintesis.
6.
Endospora adalah bentuk istirahat
(laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel
bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora
mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap
kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bakteri
merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan
di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah,
udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup.
Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah
5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam
saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah
total sel tubuh manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah
mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam
jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia,
terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok
enterobacter. Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus
acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu
probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan
bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran
pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan
kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang
dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan
senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut,
bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan
bau pada mulut manusia.
Beberapa
kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan
organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya
toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh,
Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air
panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan
bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang
sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu
di bawah 0oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga
dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya
kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp.
adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang
sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup
pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil),
derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
C. Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Kamera
c. Alat
tulis
d. Tissue
gulung
2. Bahan
a. Kerak
gigi manusia
b. Mikrosin
D. Prosedur
Kerja
1. Diambil
kotoran pada bagian gigi dan diletakkan pada kaca objek.
2. Ditetesi
dengan mikrosin sebanyak satu tetes.
3. Digosok
dengan preparat dengan keniringan 45̊
4. Dikeringkan
selama 1 menit
5. Diamati
pada mikroskop dengan perbesan sedang 10x10 dan 40x40.
6. Diphoto
dengan kamera/digambar.
E. Hasil
Pengamatan
F. Pembahasan
Pada praktikum
kali ini bertujuan untuk mengamati dan memahami bentuk-bentuk dasar bakteri
pada kerak gigi manusia. Pertama-tama yang dilakukan adalah pembuatan preparat
yaitu diambil kotoran pada bagian gigi dengan menggunakan tusuk gigi dan
diletakkan pada kaca objek, kemudian ditetesi dengan mikrosin sebanyak satu
tetes, lalu digosok dengan gelas objek dengan keniringan 45̊ diusahakan setipis mungkin, lalu dikeringkan
selama 1 menit. Setelah kering, maka preparat siap diamati pada mikroskop.
Pengamatan dilakukan dengan perbesan sedang yaitu 10x10 kemudian dilanjutkan ke
perbesaran 40x40. Terakhir setelah diamati maka hasil pengamatan bias diphoto
dengan kamera atau digambar.
Dari hasil
pengamatan dapat terlihat bentuk-bentuk bakteri dari kerak gigi manusia yaitu kokus
(Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, basil (Bacillus)
adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, spiral (Spirilum)
adalah bakteri yang berbentuk lengkung, diamana bentuk-bentuk tersebut terbagi
lagi menjadi :
1. Bakteri Kokus :
a. Monokokus yaitu berupa sel
bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus yaitu dua sel bakteri
kokus berdempetan
c.
Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel
bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e.
Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk
rantai.
f.
Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur
2. Bakteri Basil :
a. Monobasil yaitu berupa sel
bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel
bakteri basil berdempetan
c.
Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
a. Spiral yaitu bentuk sel
bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel
seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti
tanda baca koma
G. Kesimpulan
Dari praktukum
yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dasar bakteri
adalah :
1. Kokus
(Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola.
2. Basil
(Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder.
3. Spiral
(Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi Dasar. Penerbit Djambatan: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/bakteri-ciri-ciri-struktur-perkembangbiakan-bentuk-dan-manfaatnya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!