Blog Biology

Senin, 24 September 2012

ENTOMOLOGI "ORDO ODONATA"



ORDO ODONATA
A.Ciri-ciri Ordo Odonata
  • Tahapan-tahapan pradewasa adalah akuatik dan yang dewasa biasanya berada di dekat air.
  • Semua tahapan adalah pemangsa berbagai serangga-serangga dan organisme lain, hal ini sangat berguna sebagai agen pengendalian hayati.
  • Capung dan capung jarum dewasa mudah di kenali, keempat sayapnya memanjang, memiliki banyak rangka sayap dan berselaput.
  • Mata majemuk besar dan seringkali berfaset banyak, toraks relatif kecil dan kompak, antena sangat kecil dan seperti rambut, abdomen panjang dan langsing, sersi tidak beruas dan berfungsi sebagai organ-organ pendekap pada jantan, tipe mulut menggigit dan mengalami metamorfosis sederhana.
  • Capung jarum mempunyai kehidupan maksimal 3-4 minggu, dan beberapa capung dapat bertahan hidup selama 6-8 minggu.
  • Kebanyakan jenis mempunyai satu keturunan setiap tahun dengan telur dan nimfa hidup dalam musim dingin.
  • Capung memiliki organ-organ kopulasi pada jantan yang terletak di ujung anterior abdomen, pada sisi ventral ruas abdomen yang ke dua.
  • Sebelum kawin capung jantan harus memindahkan sperma dari lubang kelamin pada ruas kesembilan ke struktur-struktur pada ruas-ruas yang kedua accecory copulatory organ, 2nd+3rd abdominal sternite.
  • Odonata meletakkan telur-telur mereka di atau dekat air dan telur biasanya akan menetas dalam waktu 1-3 minggu.
  • Strategi kawin untuk capung jarum (SubOrdo  Zygoptera) adalah oviposisi endophytic, sedangkan untuk capung yang termasuk subordo Anysoptera, yaitu Ectophytic.
  • Odonata memiliki cara terbang yang khas, dengan mekanisme terbang yang masih primitif dibandingkan serangga lainnya, yaitu direct flight muscles.
  • Kebanyakan capung makan berbagai serangga kecil yang ditangkap ketika terbang dengan memakai tungkai-tungkai yang disususnnya seperti keranjang.Korban terutama adalah serangga-serangga kecil yang terbang seperti agas nyamuk dan ngengat yang kecil.
  • Beberapa famili yang sering dijumpai adalah Gomphidae, Libellulidae, petaluridae dan lain-lain.
 
Capung atau papatong (Sunda), kinjeng, tikerok, tikiyik dan coblang (Jawa) pada fase larva merupakan predator benih ikan yang sangat ganas. Larva capung menjadi momok usaha pembenihan ikan di beberapa daerah sentra perikanan budidaya.
Capung ini termasuk kelas Insekta dari ordo Odonata dan subordo Epiprocta. Ada banyak suku dari capung ini, yaitu Austropetaliidae Cordulegastridae; Corduliidae; Gomphidae; Libellulidae; Macromiidae; dan Neopetaliidae. Secara umum masyarakat kita mengelompokkannya ke dalam dua kelompok besar yaitu capung (sibar-sibar) dan capung jarum. Capung (dragonfly) ataupun Capung jarum (damselfly) merupakan salah satu jenis serangga yang banyak dijumpai. Katanya capung sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu.
Capung merupakan serangga yang tidak menggigit ataupun bersengat. Capung merupakan hewan yang memiliki peran sebagai sumber makanan bagi banyak hewan lain, seperti burung, ikan, katak, ataupun kumbang air. Capung hidup dekat dengan air karena siklus hidupnya yang membuat mereka tidak bisa hidup jauh dari air. Capung hidup di air bersih. karena itu capung dan capung jarum berperan bagi manusia sebagai indikator pencemaran lingkungan. Bila di suatu sumber air tidak lagi ditemukan capung, artinya lingkungan itu sudah tercemar dan ekosistemnya terganggu.
Berbeda dengan capung biasa, Capung jarum tubuhnya ramping dan kecil seperti jarum. Bila sedang hinggap sayapnya menutup rapat lekat ketubuhnya. Dibeberapa daerah capung jarum ada juga yang agak besar. Diketahui capung jarum berkembang biak dengan meletakan telurnya pada tumbuhan air. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa. Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun.
B.Sistematika lengkapnya adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Odonata
Sub ordo: Epiprocta
Famili: Aeshnidea
Genus: Anisoptera (capung); Zygoptera (capung jarum)

Capung ini pada jaman tahun 80 an merupakan mainan favorit anak-anak pelosok desa di kawasan Ngaran Kabupaten Sleman Yogyakarta. Bentuk dan gaya terbang yang mirip dengan helicopter ini sangat menarik minat anak-anak untuk dijadikan mainan penganti helicopter yang mewah bagi sebagian orang tua di desa.

Capung merupakan jenis serangga ini hidup dekat air, tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Kehidupan capung tidak pernah jauh dari air. Insekta ini berkembang biak dengan bertelur. Telurnya diletakkan pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis capung yang senang menaruh telurnya di air yang menggenang, namun ada pula jenis capung yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah terjadi perkawinan, telur hasil perkawinan akan kelihatan keesokan harinya di permukaan air kolam. Bentuknya seperti telur kodok yang dibaluti lendir panjang lendir antara 1 - 3 cm.
Telurnya tidak begitu kentara namun jika dipegang terasa licin di tangan. Dalam waktu 2 hari biasanya telur sudah menetas. Setelah menetas, larva meninggalkan cangkang berlendirnya yang berada di permukaan air dan hidup melayang-layang dalam air.
Untuk menjamin kelangsungan hidup telur dan anakannya, capung meletakkan telur-telurnya di air yang dianggapnya aman dan tidak tercemar racun yang mematikan. Selain itu, mereka sepertinya punya insting untuk meletakkan telurnya di lokasi yang banyak tersedia makanan. Sehingga tidak heran bila telur-telur capung banyak ditemukan di areal persawahan yang banyak serangga airnya dan juga perkolaman yang banyak benih ikannya.
Setelah menetas, larva (tempayak) dan nimfa (post larva) capung (yang disebut kini-kini) hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa. Sebagian besar siklus hidup capung adalah di dalam air. Kini-kini hidup di air dengan dibantu alat pernafasan berupa insang internal, walaupun bernafas dengan insang larva capung dan nimfa mampu hidup di luar air selama berjam-jam.
Menjelang metamorfosis, kini-kini dengan panjang total 2 - 3 cm mulai memanjat tonggak-tonggak kayu atau pematang kolam yang tak jauh dari permukaan air. Metamorfosis didahului terbukanya kulit atau cangkang di sekitar pangkal sayap atau tengkuknya.
Selanjutnya kepala muncul secara perlahan-lahan. Seterusnya badan dan bagian ekor akan menyusul sehingga seluruh tubuhnya keluar, termasuk kaki dan sayapnya.

 Walaupun setelah melalui proses metamorphosis tidak sempurna undur-undur juga akan berubah menjadi mirip capung jarum namun memiliki antena yang panjang. Ukurannya relatif kecil, bervariasi antar satu spesies dengan lainnya dengan panjang tubuhnya antara 4-10 cm. Kemampuan terbang capung undur-undur ini tidak selincah Capung. Walaupun dari jenis serangga berbeda orang awam sering mengira kedua jenis hewan ini sama. Kalau Capung meletakkan telurnya di air, sedangkan capung undur-undur ini meletakan telurnya di tanah gembur dan berpasir hangat.


Sumber : bang Asiz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ