Blog Biology

Senin, 18 Juni 2012

LAPORAN BAKTERIOLOGI BENTUK-BENTUK DASAR BAKTERI PADA KERAK GIGI MANUSIA


LAPORAN
BAKTERIOLOGI
BENTUK-BENTUK DASAR BAKTERI
PADA KERAK GIGI MANUSIA





DISUSUN OLEH :
NAMA                        : EDWAR EDI HARDADI
NIM                : 0905015047
KELAS           : BIOLOGI PAGI B




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMRINDA

2012




BENTUK-BENTU DASAR BAKTERI
PADA KERAK GIGI MANUSIA

A.  Tujuan
Untuk mengamati dan memahami bentuk-bentuk dasar bakteri pada kerak gigi manusia.
B.  Dasar Teori
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.

Mutasi gen pada bakteri, klasifikasi bakteri dan perbedaan bakteri gram positif dan negatif


Tipe mutasi
Pada taraf molekuler perubahan dalam rangkaian basa purin-pirimidin dapat terjadi dengan beberapa cara sehingga mengakobatkan mutasi. Dua tipe mutasi adalah mutasi titik dan mutasi pergeseran angka.
      1. Mutasi titik
    Mutasi titik: mutasi ini terjadi akibat tersubstitusinya satu nukleotida oleh yang lain didalam rangkaian nukleotida tertentu suatu gen. Substitusi satu purin oleh purin yang lain atas satu pirimidin oleh pirimidin yang lain disebut : mutasi tipe transisi. Sedangkan penggantian suatu suatu purin oleh pirimidin atau sebaliknya disebut tranversi. Substitusi pasangan basa ini dapat mengakibatkan salah satu dari tiga macam mutasi yang mempengaruhi proses translasi : 

    Triplet gen yang berubah itu menghasilkan sebuah kodon pada mRNA yang menetapkan asam amino yang berbeda dari yang ada didalam protein normal. Mutasi ini disebut mutasi salah arti (missense mutation). Protein semacam ini dapat menjadi tidak berfungsi atau kurang aktif dibanding protein normal.
    Triplet gen yang berubah menghasilkan sebuah kodon pada mRNA yang mengakhiri rantai yang mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum waktunya selama translasi. Hal ini disebut mutasi nonsense. Hasilnya suatu polipeptida tidak lengkap yang tidak berfungsi.
    Triplet gen yang berubah menghasilkan sebuah kodon pada mRNA yang menetapkan asam amino yang sama karena kodon yang dihasilkan dari mutasi merupakan sinonim dari kodon aslinya. Hal ini disebut mutasi netral.
   2. Mutasi pergeseran kerangka
Mutasi ini akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotida didalam suatu gen. Hal ini mengakibatkan bergesernya kerangkan pembacaan. Mutasi ini menyebabkan terbentuknya protein yang tidak berfungsi sebagai akibat disintesisnya rangkaian asam amino yang sama sekali baru dari pembacaan rangkaian bukleotida mRNA yang telah bergeser kerangkanya.

Rabu, 06 Juni 2012

TUGAS ARTIKEL EKOLOGI HEWAN


TUGAS ARTIKEL
EKOLOGI HEWAN





DI SUSUN OLEH :

NAMA    :      EDWAR EDI HARDADI
NIM        :       0905015047



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012

1.  Metode Sensus (Pencacahan Total)
Pencacahan total merupakan suatu cara menghitung secara langsung semua individu di suatu tempat yang dihuni spesies yang diselidiki. Metode ini biasanya digunakan pada berbagai spesies mamalia berukuran tubuh besar dan mudah tampak dalam habitatnya, misal gajah di semak belukar. Pencacahan total juga dapat dilakukan pada berbagai jenis hewan yang berukuran kecil, misal kelelawar dengan mencacah individu yang keluar masuk dari lubang tempat tinggalnya. Dapat juga dilakukan pada jenis hewan invertebrate sesil dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu kecil, misalnya teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan Absolut : Metoda-metoda Pencuplikan Metode pencuplikan (sampling method) merupakan metode yang menggunakan pencacahan, namun dilakukan terhadap individu-individu dari cuplikan-cuplikan (samples) yang masing-masing merupakan suatu proporsi kecil dari populasi yang diperiksa.

Selasa, 05 Juni 2012

Metode pengukuran populasi hewan

POPULASI HEWAN DAN METODE YANG DIGUNAKAN DALAM MENGUKUR POPULASI
A.         Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa.

MENGHITUNG KERAPATAN SPESIES DI BAWAH POHON TINGGI


LAPORAN
EKOLOGI HEWAN
MENGHITUNG KERAPATAN SPESIES DI BAWAH POHON TINGGI





DISUSUN OLEH:
1.      DEWI ANGGRAINI        (0905015052)
2.      EDWAR EDI HARDADI (0905015047)
3.      ISTI NAHARI                    (0905015080)
4.      SALMIATI                         (0905015075)
5.      SUSANTI                           (0905015064)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012



MENGHITUNG KERAPATAN SPESIES DI BAWAH POHON TINGGI

A.  TUJUAN
1.    Untuk mengetahui indeks keragaman spesies di bawah pohon tinggi
2.    Untuk mengetahui kerapatan spesies

B.  TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Tempat       : Kelurahan Pulau Atas kecamatan Sambutan
Waktu         : Sabtu, 2 Juni 2012

C.  DASAR TEORI
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman.

Test IQ