Indonesia dan negara-negara Asia terkenal dengan
makanan yang diproduksi melalui fermentasi substrat padat yang mengandung pati
dalam jumlah banyak. Contohnya adalah tape singkong dan tape ketan dari
Indonesia, chiu-niang dari Cina, arak dari tape ketan dari Vietnam, dan
lain-lain. Proses fermentasi tersebut menggunakan dua kelompok mikroorganisme
yang memiliki peran berbeda-beda, kelompok pertama akan memecah pati menjadi
glukosa, sedangkan kelompok kedua akan mengubah glukosa menjadi etanol.
Mikroorganisme yang sering ditemui dan merupakan anggota kelompok pertama
adalah Amylomyces rouxii (Nout 2007).
A. rouxii adalah anggota tunggal dari
genus Amylomyces. Genus serta spesies tersebut pertama kali
dideskripsikan oleh Clamette pada tahun 1892. Kapang tersebut tumbuh dengan
cepat dan banyak menghasilkan klamidospora; sporangia tidak atau tidak sempurna
terbentuk, mirip dengan Rhizopus, dengan apofisis yang kecil; sporangiofor
tegak dengan atau tanpa rizoid. Sinonim A. rouxii adalah Chlamydomucor
oryzae, C. rouxii, C. rouxianus, C. javanicus,
dan Rhizopus chlamydosporus (Ellis et al. 1976).
Karakteristik A. rouxii yang
menguntungkan dalam proses fermentasi substrat padat yang mengandung pati
adalah kemampuan kapang tersebut dalam menghasilkan enzim amyloglucosidase,
kemampuannya tumbuh pada substrat mentah (belum dimasak), serta
ketidakmampuannya bersporulasi (Nout 2007). Amyloglucosidase (EC 3.2.1.3), atau
juga sering disebut amylase, adalah enzim yang berfungsi memutus ikatan
alpha-1,4 glikosida pada rantai polisakarida. Hasil akhir dari hidrolisis
tersebut adalah dextrins, oligosakarida, maltosa and D-glukosa. Proses tersebut
dikenal dengan sakarifikasi. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dung et
al. (2006) menunjukkan bahwa A. rouxii mampu merubah 25% pati menjadi
glukosa setelah inkubasi selama tiga hari, serta menghasilkan amyloglucosidase
hingga 0,43 U/g.
Walaupun banyak penelitian tentang A. rouxii telah dilakukan, namun
kapang tersebut masih menjadi misteri, antara lain adalah habitat alami A.
rouxii serta evolusinya. Penggunaan ragi tape yang luas di masyarakat
Indonesia membuka peluang banyaknya variasi A. rouxii yang dapat
dijadikan sampel dalam memecahkan misteri tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!