Dalam
membandingkan perilaku-perilaku ini dengan studi sebelumnya yang dilakukan pada
manusia, mereka menemukan bahwa kedua spesies ini menunjukkan perkembangan
kuantitatif dan kualitatif yang signifikan dalam perilaku bermain dari bayi
sampai usia muda.
Perilaku
bermain tersebar luas pada mamalia, dan memiliki konsekuensi bagi perkembangan
yang penting. Sebuah studi baru pada simpanse muda menunjukkan bahwa hewan ini
bermain dan mengembangkan banyak cara yang sama seperti anak-anak manusia.
Studi ini,
yang dipublikasikan dalam edisi 16 November jurnal PLoS ONE, dengan
demikian dapat pula menjelaskan tentang peran perilaku bermain pada manusia.
Para penulis
studi ini, Elisabetta Palagi dan Giada Cordoni, dari Universitas Pisa di
Italia, menemukan bahwa simpanse bermain soliter puncaknya pada masa bayi,
sedangkan waktu yang dihabiskan dalam bermain sosial relatif konstan antara
masa bayi dan remaja. Namun, jenis permainan sosial sedikit berubah seiring
pertumbuhannya, dalam hal langkah-langkah seperti pilihan kompleksitas dan
teman bermainnya. Dalam membandingkan perilaku-perilaku ini dengan studi
sebelumnya yang dilakukan pada manusia, mereka menemukan bahwa kedua spesies
ini menunjukkan perkembangan kuantitatif dan kualitatif yang signifikan dalam
perilaku bermain dari bayi sampai usia muda.
Selain itu,
baik simpanse dan manusia secara konsisten menggunakan ekspresi wajah yang
menyenangkan untuk berkomunikasi dan membangun jaringan sosial. Mereka juga
menganalisis pilihan teman bermain dan menemukan bahwa baik manusia maupun
simpanse lebih memilih rekan-rekan untuk mitra bermain. Dr. Palagi menjelaskan
bahwa ini adalah penelitian pertama yang membandingkan ontogeni perilaku
bermain pada simpanse dengan manusia, dalam cara yang standar. Hal ini penting,
karena jenis ini pada data manusia seringkali berasal dari penelitian
psikologis, bukan dari penelitian etologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!