Blog Biology

Jumat, 30 Maret 2012

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGAJAR “ TEKNIK NON-TES”

MAKALAH
EVALUASI HASIL BELAJAR MENGAJAR

“ TEKNIK NON-TES”





Disusun Oleh:
Kelompok 1
1.    Nur Saifuddin            (0905015045)
2.    Listra Timau            (0905015046)
3.    Edwar Edi Hardadi        (0905015047)
4.    Lilik Fitrianasari        (0905015048)
5.    Dewi Anggraini        (0905015052)



PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2011



KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penulis dalam menyusun makalah dengan judul “tehnik non-tes” ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan yang mendasar disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis, dimana penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan bekal ilmu pengetahuan yang penulis miliki untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Di dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan yang mendukung dari berbagai pihak baik itu berupa saran-saran dan masukan, maka penulis akan banyak mengalami kesulitan dan hambatan yang cukup berarti. Bantuan dan bimbingan tersebut merupakan faktor pendukung yang sangat penting dan bermanfaat bagi penulis.
Akhirnya penuslis berharap, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi pembaca sekalian dan lebih lagi bagi masyarakat umumnya.


                        Samarinda, 09 November 2011
                               
                                                                                Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………...    i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..........    ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang……………………………………………………............    1
2. Rumusan masalah……………………………………………….….........    2
3. Tujuan…………………………………………………………..…..........    2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tehnik non-tes………………………………………………..…….........    3
1. Pengamatan (observation)…………………………….........................    3
2. Wawancara ( interview )...........................................................    ...........    6
3. Angket ( qustionnaire )..........................................................................    7
4. Pemeriksaan dokumen..........................................................................    8
5. Cara-cara lain yang dapat dilakukan dalam teknik non-tes..................    9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………...................    14
B..Saran………………………………………………………......................    14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………    15




BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar belakang
Telah dikemukakan bahwa kegiatan mengukur atau melakukan pengukuran adalah merupakan kegiatan yang paling umum dilakukan dan merupakan tindakan yang mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasill belajar.
Merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu satu dengan individu yang lainya. Adanya perbedaan individu tersebut tentu akan mmenimbulkan kesulitan bagi kitta seorang guru dalam melakukan penilaian karena daya serap masing-masing anak berbeda.
Sebgai mana yang kita ketahui bahwa dalam kegiatan evaluasi pendidikann sasarannya evaluasi adalah prestasi belajar, maka subyek evaluasi adalah guru itu sendiri yang mengasuh satu mata pelajaran tertentu. Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan agar para evaluator dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya, agar tujuan pengajaran sebagaimana telah dirumuskan pada tujuan khusus yang harus dicapai. Seiring dengan adanya perbedaan individu, maka perlu diciptakan alat untuk mendiaknosis atau mengukur kemampuan individu, dan alat tersebut lazim disebut dengan tes dan ada pula yang disebut dengan non tes. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tahnik non tes secara lengkapnya.





2.    Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
a.    Bagaimana pelaksanaan tehnik non-tes dalam kegiatan evaluasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik?


3.    Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
a.    Untuk mengetahui bagaimana pelaksanann tehnik non-tes dalam kegiatan  evaluasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik .





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teknik non-tes
Mengukur adalah kegiatan yang paling umu dilakukan dan tindakan yang mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasil belajar siswa. Pernyataan ini tidaklah harus diartikan bahwa tehnik tes adalah satu-satunya tehnik untuk melakukan evaluasi hasil belajar, sebab masih ada tahnik lainnya yang dapat dipergunakan, yaitu tehnik non-tes.
Tehnik evaluasi disebut juga instrumen atau alat pengumpul data hasil belajar, tidak hanya tertuang dalam bentuk tes dengan berbagai bentuk atau variasinya, akan tetapi masih ada teknik lainya yang bisa digunakan, yaitu teknik non tes.Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah ketrampilan (Psychomotoric domain), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).
Dalam tehnik non-tes ini penilaian dilakukan tanpa menguji peserta didik, melainkan dengan pengapatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).

1.    Pengamatan (observation)
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpuan bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sadang dijadikan sasaran pengamatan.
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat Ddiamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, misalnya tingkah laku peserta didik.
Observasi dapat dilakukan baik secara partisipatif (participant observation) maupun nonpartisipatif (nonparticipant observation). Observasi dapat pula berupa atau berbentuk observasi yang dilakukan dalam situasi wajar (nonexperimental observation). Pada observasi berpartisipasi obser (dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan kegiatan penilaian seperti :guru dosen dan sebagainya) melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observee (dalam hal inni peserta didik yang sedang diamati tingkah lakunya seperti murid, siswa, mahasiwa, dan sebagainya) sedangkan pada observasi nonpartisipasi, evaluator barada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka.
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (teknik non tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai daftar pribadi (personality infentory); seperti kapan peserta didik dilahirkan, agama yang dianut dan lain-lain, dan juga mengenai riwayat hidup (auto biografi) seperti: apakah ia pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih atau mendapatkan penghargaan dan masih banyak lagi yang lainya.
Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blanko isian yang harus diisi pada saat peserta didik untuk pertama kali diterima sebagai siswa di sekolah yang bersangkutan.
Berbagai informasi, baik mengenai peserta didik orang tua dan lingkunganya pada saat tertentu akan sangat dibutuhkan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya.

Melalui analisis dokumen data pribadi dapat memberikan sumber keterangan untuk mengadakan penilaian tentang data pribadi siswa, memberikan bimbingan belajar secara optimal dan mengarahkan pilihan karir jabatan dimasa mendatang.
Adapun segi kebaikan uang dimiliki oleh observasi itu ialah, bahwa :
a.    Data observasi itu diperoleh secara langsung dilapangan, yakni dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan atau ekspresi peserta didik didalam melakukan sesuatu sehingga dengan demikian data tersebut dapat lebih bersifat obyektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian peserta didik menurut keadaan yang senyatanya.
b.    Data hasil observasi dapat mencangkup berbagai aspek kepribadian masing-masing individu  peserta didik, dengan demikian maka didalam pengelolahannya tidak berat sebelah atau hanya menekan pada suatu atau salah satu segi saja dari kecakapan atau prestasi belajar dari mereka.

Adapun kekurangan dari observasi ini adalah :
a.    Observasi sebagai salah satu alat evaluassi hasil belajar tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh para pengajar. Guru yang tidak atau kurang memiliki kecakapan atau keterampilan dalam melakukan observasi , maka hasil observasinya menjadi kurang diyakini kebenarannya. Untuk menghasilkan data observasi yang baik, seorang guru harus mempu mebedakan antara; apa yang tersirat dan apa yang tersurat.
b.    Kepribadian (personality) dari observer atau evaluator juga acapkali mewarnai atau menyelinap masuk kedalam penilaian yang dilakukan dengan cara observasi. Prasangka-prasangka yang mungkin melekat pada diri observer (evaluator) dapat mengakibatkan sulit dipisahkan secara tegas mengenai tingkah laku peserta didik yang diamatinya.
c.    Data yang diperolah dari kegiatan observasi umumnya baru dapat mengungkap kulit luarnya saja. Adapun apa-apa yang sesungguhnya terjadi dibalik hasil pengamatan itu belum dapat diungkapkan secara tuntas hanya sengan melakukan observasi sja. Karena itu observasu harus didukung dengan melakukan wawancara.

2.    Wawancara ( interview)
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapn muka, dengan arah tujuan yang telah ditentukan.
Ada dua jenis cara wawancara yang dapat dilakukan dalm evaluasi hasil belajar yaitu :
a.    Wawancara terpipmpin  ( guided interview ) yang juga sering dikenal dengan wawancara berstruktur ( sruktured interview ) atau wawancara sistematis ( sistematic interview ). Dalam wawancara terpimpin evaluator melakukan tanyajawab lisan dengan puhak-pihal yang diperlukan; misalnya wawancara dengan peserta didik atau orang tua murid dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian peserta didiknya. Wawancara ini sudah dipersiapkan secara matang yaitu dengan berpegang pada penduan wawancara ( intrview guided ) yang butur-butir itemnya terdiri dari hal-hal  yang dipandang perlu guna mengungkapkan kebiasaan hidup sehari-hari peserta didik, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, keinginan atau cita-citanya, cara belajarnya, cara menggunakan waktu luangnya, dan sebagainya.
b.    Wawancara tidak terpimpin ( un-guided interview ) yang sering dikanal dengan istilah wawancara sederhana ( simple interview )atau wawancara tidak sistematis ( non-sistematic interview ), atau wawancara bebas. Dalm wawancara bebas pewawancara mengajukan pertanyaan kepada peserta didik atau orang tua murid tanpa dikendalikan oleh pedoman teretntu. Mereka dengan bebas mengemukakan jawaban mereka. Hanya seja pada saat menganalisis dan menarik kesimpulan hasil wawancara bebas ini pewawancara akan dihadapkan pada kesulitan-kesulitan, terutama apabila jawaban mereka beraneka ragam. Mengingat bahwa daya ingat manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu , maka sebaiknya hasil wawancara itu dicatat seketika.
Kelebihan yang dimiliki oleh wawancara adalah:
•    wawancara sebagai evaluator (dalam hal ini guru dosen dll) dapat melakukan kontak langsung dengan peserta didik yang akan dinilai sehingga dapat diperoleh hasil penilaian yang lebih lengkap dan dalam.
•    Dengan melakukan wawancara, peserta didik dapat mengeluarkan isi hatinya secara bebas.
•    Melalui wawancara data dapat diperoleh baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif.
•     pertanyaan-pertanyaan kurang jelas dapat diulang dan dijelaskan lagi dan sebaliknya jawaban-jawaban yang belum jelas dapat diminta lagi dengan lebih terarah dan lebih bermakna asalkan kita mampu mempengaruhi atau mengarahkan jawaban peserta didik.
•    Wawancara juga dapat dibantu dengan alat bantu berupa tape recorder sehingga jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dapat dicatat secara lebih lengkap. Penggunaan pedoman wawancara dan alat bantu perekam suara itu akan sangat membantu kepada wawancara dalam mengategorikan dan menganilisis jawaban-jawaban yang diberikan oleh peserta didik atau orang tua peserta didik dan pada akhirnya dapat ditarik kesimpulannya.

3.    Angket ( qustionnaire )
Angket (qustionnaire) juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda dengan wawancara dimana penilai atau evaluator berhadapan secara langsung dengan peserta didik, tetapi dengan menggunakan angket, pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis menghemat waktu dan tenaga.
Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula langsung diberikan kepada orang tua mereka pada umumnya tujuan penggunaan angket atau quistioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Disamping itu juga dimaksudkan untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program pembelajaran.
Qustionnaire sering digunakan untuk menilai hasil belajar rana afektif. Ia dapat berupa quistioner bentuk pilihan ganda dan dapat pula berbentuk skala sikap. Skala yang mengukur sikap yang sangat terkenal dan sering digunakan untuk mengungkapkan sikap peserta didik adalah skala likert.

4.    Pemerikasaan dokumen (Dokumentari Analisis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan peserta didik tanpa menguji (teknis non-test) juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen misalnya dokumen yang memuat informasi mengenai riwayat hidup atau autobiografi, agama yang dianut, status dalam keluarga dan sebagainya juga dokumen yang memuat tentang lingkungan non sosial seperti : kondisi bangunan rumah, ruang belajar, sumber kebutuhan air dan lain-lain.
Berbagai informasi mengenai peserta didik atau orang tuanya pada saat tertentu akan sangat dibutuhkan sebagai bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didiknya. Informasi-informasi seperti telah dikemukakan di atas dapat direkam melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blangko isian yang harus diisi pada saat peserta didik pertama kalinya diterima sebagai siswa sekolah yang bersangkutan.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah dipahami bahwa dalam rangkaian evaluasi hasil belajar peserta didik, evaluasi tidak harus semata-mata dilakukan dengan menggunakan alat-alat berupa test-test hasil belajar. Teknik non-test juga menempati kedudukan yang penting dalam evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik seperi persepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, persepsinya terhadap guru, minat dan bakatnya, tingkah laku atau sikapnya, dan sebagainnya, yang kesemuanya itu tidak dapat di evaluasi sebagai alat pengukurnya.

5.    Cara-cara yang lain yang dapat dilakukan dalam tehnik nontes
Ada beberapa cara selain dari yang telah disebutkan diatas dalam melakukan tehnik non-tes yaitu sebagai berikut :
a.    Sosimetri.
Salah satu cara untuk megetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya terutama hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya, adalah teknik sosiometri. Dengan teknik sosiometri dapat diketahui posisi seorang siswa dalam hubungan sosialnya dengan siswa lain.
Sosiometri dapat dilakukan dengan cara menugaskan kepada semua siswa dikelas tersebut untuk memilih satu  atau dua temanya  yang paling dekat atau paling akrab. Usahakan dalam memilih kesempatan tersebut agar tidak ada siswa yang berusaha melakukan kompromi untuk saling memilih supaya pilihan tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya. Tulislah nama pilihan tersebut pada kertas kecil, kemudian digulung dan dikumpulkan oleh guru, setelah seluruhnya terkumpul guru mengolahnya dengan dua cara. Cara pertama melukiskan  alur-alur pilihan dari setiap siswa dalam bentuk diagram sehingga terlihat hubungan antar siswa berdasarkan pilihanya, dengan hasil pilihan tersebut dinamakan sosiogram.
Dengan demikian, hasil dari sosiometri dapat dijadikan bahan bagi guru dalam mempelajari para siswanya terutama dalam menganalisis sebab-sebab seorang siswa termasuk kedalam siswa yang disenangi, atau sebaliknya menjadi yang terisolasi. Dengan perkataan lain sosiometri dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam menemukan kasus-kasus siswa disekolah dilihat dari hubungan sosialnya, dan dijadikan alat untuk melengkapi data mengenai perkembangan siswa.
b.    Teknik evaluasi partisipatif
Teknik-teknik evaluasi partisipatif disini maksudnya adalah bahwa evaluator melibatkan langsung subjek yang di evaluasi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian evaluasi.Teknik-teknik tersebut diantaranya:
1.    Teknik respon terperinci ( itemized responsee).
Teknik ini pada umumnya digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang mencakup materi atau bahan pelajaran, proses pembelajaran, keluaran atau dampak pembelajaran. Pengembangan teknik ini menuntut keterlibatan subjek-subjek yang dievaluasi secara sungguh-sungguh. Efektifitas teknik dipengaruhi oleh sejauh mana pengalaman dan kepentingan pihak yang dievaluasi erat hubunganya dengan unsur-unsur program yang sedang dikaji.
Dalam menggunakan teknik respon terperinci evaluator membuat dua kolom dan lajur pada sehelai kertas lebar atau papan tulis. Pada kolom sebelah kiri ditulis sebuah pernyataan yang berbunyi: “hal-hal yang telah dianggap baik tentang materi atau proses pembelajaran yang baru dilakukan. Pada kolom kiri ditulis “hal-hal yang masih perlu dikembangkan dalam materi astau proses pembelajaran yang baru dilakukan.
Untuk mengisi kedua kolom tersebut diatas para subjek yang dievaluasi diminta mengajukan pendapat untuk mengisi kolom sebelah kiri sampai selesai, kemudian dilanjutkan yang sebelah kanan. Dan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk menjawabnya.
Setelah semua kolom terisi, selanjutnya dapat ditanyakan kepada semua subjek tentang jawaban mana yang dianggap prioritas berdasarkan ranking yang disusun sesuai pendapat para subjek.
Keunggulan teknik jawaban terinci adalah :
•    subjek yang kurang berani bicara “dipaksa” oleh situasi untuk mengemukakan pendapat.
•    subjek mengemukakan pendapat secara terbuka, bebas dan tidak khawatir dikritik atau di cemooh orang lain.
•     subjek membiasakan diri untuk memperhatikan dan menghargai pendapat orang lain serta menghubungkan jalan pikiranya dengan jalan pemikiran orang lain.
•     subjek dapat memahami jawaban yang berbeda-beda terhadap pertanyaan sehingga mereka memperoleh berbagai informasi.
•    jawaban disampaikan oleh subjek secara singkat, sederhana, padat, dan jelas.

Adapun kelemahanya adalah:
    subjek yang kurang terbiasa mengemukakan pendapat mungkin memberikan jawaban yanhg kabur, terlalu umum, dan berputar-putar.
     subjek akan cenderung menyamakan pendapatnya terhadap jawaban orang lain.
    mungkin ada jawaban yang dicemoohkan orang lain.
    memerlukan alat bantu seperti kertas lebar, papan tulis.
     kemungkinan waktu yang digunakan lebih lama dari yang ditetapkan.

2.    Teknik cawan iklan (fish-bowl technique).
Teknik cawan iklan adalah teknik yang digunakan dalam evaluasi dengan mengamati kegiatan diskusi yang sedang berlangsung. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lingkaran dalam misalnya terdiri dari 7 orang dan kelompok lingakaran luar misalnya terdiri dari 13 orang.
Tempat duduk lingakaran dalam bertugas melakukan diskusi tentang berbagai topik topik, yang dipimpin oleh ketua kelompok. Kemudian tempat duduk lingkaran luar disusun melingkar diluar kelompok lingkaran dalam. Tugasnya adalah mengamati diskusi yang dilakukan subjek pada lingkaran dalam.  Apabila ada subjek dari kelompok lingkaran luar ingin bicara dilingkaran dalam maka bersangkutan harus bertukar tempat dengan seoarang yang berada dilingkaran dalam dengan cara memberi isyarat, misalnya menyentuh bahu temanya.
Teknik cawan iklan ini dapat menumbuhkan kegiatan evaluasi yang gembira, aktif, saling belajar, dan mengharuskan peserta terlibat dalam diskusi, mendengarkan dan mengamati.
Keunggulan penggunaan teknik cawan iklan adalah:
    kegiatan evaluasi dilakukan dalam suasana gembira dan penyampaian pendapat dikemukakan secara terbuka.
     pertanyaan terarah pada materi yang dievaluasi.
     pertanyaan telah disiapkan sebelumnya.
    pendapat atau jawaban akan lebih lengkap karena peserta pada kedua lingkaran dapat saling beganti peran.
     isi pembicaraan dicatat oleh pencatat dan dilaporkan oleh ketua kelompok diskusi.
    penggunaan teknik dapat dilengkapi dengan alat perekam.



Kelemahan teknik cawan iklan adalah:
    jawaban atau pendapat mungkin menyimpang dari materi yang dievaluasi
     peserta yang senang berbicara dapat mendominasi pembicaraan.
     membutuhkan ketrampilan dalam mengemukakan pendapat yang singkat dan tepat.
     waktu pelaksanaan mugkin bertambah dari waktu yang ditetapkan.
     pengamat yng kurang berani mengemukakan pendapat enggan untuk bertukar tempat dengan peserta diskusi.



















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.    Pelaksanaan tehnik non-test dalam kegiatan  evaluasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik di awali dengan observasi atau pengamatan, lalu dilanjutkan dengan wawancara atau interview, kemudian angket dan yang terakhir yang harus dilakukan adalah pemerikasaan dokumen ( analisis documentary )

B.    Saran
Sangat kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini, masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan, oleh karena ini bagi para pembaca sekalian yang mungkin ingin mendapatkan informasi yang lebih spesifik mengenai teknih non-tes ini sebaiknya mencari lagi referensi yang lain yang lebih detail.





DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, Anas.1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://mihwanuddin.wordpress.com/category/makalah/
http://mihwanuddin.wordpress.com/tehnik non tes dalam evaluasi hasil belajar.html











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ