Blog Biology

Jumat, 30 Maret 2012

SUMBER BUKTI TAKSONOMI

BOTANI TINGKAT TINGGI
“SUMBER BUKTI TAKSONOMI    “



DISUSUN OLEH :
NAMA     : EDWAR EDI HARDADI
NIM    : 0905015047
KELAS    : PEND. BIOLOGI/ REG. PAGI B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA MULAWARMAN
SAMARINDA
2012





Topik         : SUMBER BUKTI TAKSONOMI
Tenggal  : Senin, 30 Maret 2012
Materi     :
SUMBER BUKTI TAKSONOMI

Sumber bukti taksonomi dapat berasal dari cabang-cabang biologi antara lain:
A.    Morfologi
Ciri-ciri morfologi berfaedah besar, bahkan pada pengamatan spesimen-spesimen herbarium, ciri-ciri ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk menyusun klasifikasi. Di lain pihak, ciri-ciri mikroskopis atau ciri endomorfik sering kali tidak terdapat pada beberapa golongan tertentu. Meskipun demikian, bukan berarti ciri-ciri lainnya tidak dapat digunakan sebagai dasar penyusunan klasifikasi.
Banyak ciri-ciri morfologi yang penting ternyata diabaikan, baik dari sifat negatifnya maupun sifat generatif. Ciri-ciri ini biasanya :
a.    Sulit dilihat (misal kelenjar madu, lodicula, tangkai benang sari)
b.    Sulit dibuat koleksi (misal pangkal daun dari suku palmae)
Ciri-ciri vegetatif yang mempunyai nilai taksonomi antara lain :
1.    Perawakan (habitus)
Perawakan ini berhubungan dengan tanda-tanda seperti ukuran, percabangan, persebaran, kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem perakaran, cara perkembangbiakan, serta kehidupan dan periodisitas.
2.    Organ-organ dalam tanah
Bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah sering kali memberikan ciri-ciri berharga untuk pemisahan taksonomi, tetapi sering kali tidak mendapat perhatian.


3.    Daun
Bentuk daun seringkali memberikan variasi yang luas mulai dari pangkal daun sampai ujung daun, khususnya tunas dari berbagai pohonana yang berbeda jenisnya. Ptiksis yaitu cara penggulungan atau pelipatan organ-organ yang berdiri sendiri seperti daun atau petala pada waktu kuncup. Sifat-sifat ptiksis ini dapat sebagai bukti taksonomi pada takson tertentu seperti marga Primula, suku Rosaceae.
B.    Embriologi
Individu dalam marga atau suku mungkin dicirikan dengan tipe embrionya, dan tanda ini mungkin dapat dipakai untuk menentukan pembatasan taksonomi dan kekerabatan alami. Data-data embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomi dan morfologis, dapat digunakan dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.
C.    Anatomi
Data anatomi antara lain dapat dipergunakan untuk tujuan praktis, misalnya identifikasi, penggolongan atau mempelajari arah filogenetik dan tingkat kekerabatan. Peranan anatomi perbandingan batang dalam taksonomi antara lain:
•    Mempunyai nilai untuk pengenalan dan untuk menentukan kekerabatan dan arah evolusi spesialisasi
•    Sebagai ciri-ciri identifikasi, sifat-sifat anatomis mungkin dapat dipergunakan pada semua tingkat taksonomi, tetapi pada tingkat jenis dan di atas tingkat suku dalam Angiospermae cenderung kurang dapat dipercaya.
•    Di atas tingkat suku pada Angiospermae, heterogenitas struktur anatomis mengingatkan asal “polyphyletic”
•    Kriteria endomorfik tidak mempunyai nilai yang sama pada seluruh taksa
•    Faktor-faktor lingkungan dapat menyebabkan variasi pada sifat-sifat anatomis
•    Sistematik anatomi dalam pendekatan taksonomi melengkapi eksomorfologi
•    Persamaan ciri-ciri anatomi dapat timbul melalui evolusi searah dan evolusi menyebar
D.    Palinologi
Ciri-ciri utama butir polen yang mempunyai nilai taksonomi adalah jumlah dan posisi alur, jumlah, posisi dan kekompleksan apertura serta bentuk pahatan eksin. Tipe butir polen pada Angiospermae ada 2 tipe poko yaitu :
•    Monocolpate : butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat pada satu sisi butir polen yang jauh dari titik hubungan setrad.
•    Trocolpate : butir polen dengan tiga alur meridional. Rangkaian spesialisasi diawali dari monocolpate maupun tricolpate kemudian mencapai puncaknya pada acolpate (tanpa alur) dan pancolpate (beralur banyak).
E.    Sitologi
Data sitologis umumnya berasal dari nukleus, jumlah dan morfologi kromosom, dan kelakuan kromosom pada waktu meiosis. Sitotaksonomi adalah disiplin ilmu yang mempelajari variasi dan menerangkan ketidaksinambungan variasional dan kekerabatan dalam batas-batas sitologi.
F.    Fisiologi
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama pula. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama mungkin sifat fisiologisnya berbeda.
G.    Fitokimia
Cari kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika dapat menunjukkan konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara sama, tidak mudah terpengaruh satu dengan yang lainnya. Ciri kimiawi dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
•    Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid
•    Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid
•    Serologi dan elektroforesis protein
Substansi kimiawi yang secara langsung dapat dilihat :
•    Butiran-butiran pati
Butiran-butiran pati terdapat di dalam plastisida-plastisida. Butiran-butiran dapat tunggal atau majemuk, mereka bervariasi dalam bentuk dan sering menunjukkan lapisan.
•    Rafid
Merupakan tungkalan-tungkalan kristal kalsium yang terkandung dalam sel-sel besar dalam tumbuhan. Tukalan-tukalan kristal kalsium oksalat ini terbatas pada kelompok tumbuhan tertentu dan mempunyai nilai sebagai bukti hubungan kekerabatan.

KESIMPULAN

Sumber bukti taksonomi dapat berasal dari cabang-cabang biologi antara lain: Morfologi, Embriologi, Anatomi, Palinologi, Sitologi, Fisiologi, dan Fitokimia.

Sumber :

Tjitrosoepomo, Gembong. 1993. Taksonomi Umum Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press ; Yogyakarta.
Lumowa,V.T,Sonja.2012. Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi.Universitas Mulawarman:Samarinda.
http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2011/09/taksonomi-klasifikasi-dan-sistematik.html/2012/03/14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ