LAPORAN
EKOLOGI
TUMBUHAN
“KERAPATAN
TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
DI HUTAN BUKIT BANGKIRAI”
DISUSUN OLEH :
NAMA : EDWAR EDI HARDADI
NIM :
0905015047
KELAS : PEND. BIOLOGI/ REG. PAGI B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA
MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
KERAPATAN
TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
DI HUTAN BUKIT BANGKIRAI
A.
Tujuan
Untuk mengetahui
kerapatan tumbuhan tingkat tinggi di hutan Bukit Bangkirai dengan metode
kuadran.
B.
Waktu
dan Tempat
Hari/Tanggal : Minggu, 29 April 2012
Waktu :
Pukul 07.00 WITA sampai selesai
Tempat :
Bukit Bangkirai Kecamatan Samboja, KAB. KUKAR
C.
Dasar
Teori
Ekologi
merupakan ilmu yang ada lebih dari 100 tahun lalu yang diciptakan oleh seorang
zoologist dan seorang ekologiawan berkebangsaan jerman yang bernama Ernest
Haekel. Kata ekologi berasal dari kata oikos yang artinya rumah, dan logos yang
artinya ilmu. Sehingga secara harafiah dapat diartikan sebagai kajian mengenai
mahluk hidup di dalam habitat atau dalam lingkungan mereka. Pengkajian pada
tingkat hirarkhi makluk hidup disamping memerlukan dukungan dan bantuan dari
ilmu lain juga perkembangan tekologi serta alat, tidak terkecuali dengan
ekologi tumbuhan yang sangat terkait dengan perkembangan ilmu morphologi
tumbuhan dan klasifikasi tumbuhalam serta alat yang dipergunakan untuk kajian
lebih dalam.
Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi
tumbuhan adalah kajian pada tingkatan hirarkhi organisme dan populasi, serta
ekosistem yang ditempati, berkaitan dengan kondisi tersebut maka kajian dimulai
dari pengenalan tanaman, analisis berdasarkan parameter ekologi yang digunakan,
dimulai dari tingkatan yang paling luas yang menutup permukaan bumi yang
disebut sebagai vegetasi. Jadi, ekologi tumbuhan, dapat
didefinisikan sebagai ilmu yg mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk
hidup (Tumbuhan) dengan lingkungan atau ilmu yg mempelajari hub ungan timbal
balik antara t umbuhan yang satu dengan yang lain serta lingkungannya .
1. Vegetasi
Vegetasi adalah semua spesies tumbuhan yang terdapat
dalam suatu wilayah yang luas, yang memperlihatkan pola distribusi menurut
ruang dan waktu. Tumbuhan penutup permukaan bumi merupakan vegetasi yang dapat
berbeda dalam ruang dan waktu untuk komponen spesies penyusunnya.
Jika suatu wilayah berukuran besar/luas, vegetasinya
terdiri atas beberapa bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol,
sehingga terdapat berbagai tipe vegetasi. Tiap tipe vegetasi dicirikan oleh
bentuk pertumbuhan ( growth form atau life form ) tumbuhan dominan atau
tumbuhan paling banyak, terbesar dan tumbuhan yang berkarakteristik. Contoh
bentuk tumbuhan yang termasuk herba tahunan misalnya , pohon selalu hijau
berdaun lebar, semak yang meranggas pada waktu kering, tumbuhan dengan umbi
atau rhizome, tumbuhan selalu hijau berdaun jarum, rumput menahun dan
lain-lain.
a. Bentuk
pertumbuhan
Bentuk
pertumbuhan dapat termasuk suatu hal berikut, tergantung pada konteksnya.
1) Ukuran:
lama hidup, kerasnya kayu, atau takson, contoh adalah : herba anual, perenial,
perenial berkayu, pohon ataupun pohon merambat.
2) Derajad kebebasan suatu takson: contoh adalah
tumbuhan hijau yang berakar dalam tanah, parasit,saprophite atau epipit.
3) Morphologi
takson: misalnya batang suculent (jaringan tebal dan lunak), daun suculent,
bentuk roset, berduri, berambut.
4) Sifat daun takson: Midalnya besar, kecil,
kaku, selalu hijau, meranggas pada waktu musim kering, bentuk daun jarum, atau
bentuk daun lebar.
5) Phenologi,
fenologi adalah waktu kejadian daur hidup dalam kaitannya dengan isyarat
lingkungan seperti menggugurkan daun, bertunas, berbunga
6) Lokasi kuncup kala buruk (perenating) seperti
yang ditetapkan oleh raunkier pada tahun
1934.
2. Persebaran
Tumbuhan
Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan erat
kaitannya dengan reproduksi karena yang dipencarkan umumnya ad alat reproduksi
tumbuhan, misalnya buah dan biji. Suatu jenis tumbuhan dapat tersebar atau
terdistribusi pada daerah yang luas karena tumbuhan tersebut mampu memencarkan
diri. Daerah tempat penyebaran suatu jenis tumbuhan disebut daerah distribusi.
Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan berfungsi untuk memperluas daerah
distribusinya dan untuk mengurangi persaingan untuk mendapatkan cahaya dan air
diantara sesame anggota suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan luasnya area atau
daerah distribusi, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan kosmopolit dan tumbuhan
endemik.
a.
Distribusi tumbuhan
Ada tiga kategori persebaran tumbuhan yang ada
yaitu kosmopolot, endemik, dan diskontinyu ( terputus-putus ).
1)
Tumbuhan kosmopolit.
Tumbuhan kosmopolot merupakan tumbuhan yang
memiliki area perrsebaran hampir seluruh daerah didunia. Salah satunya adalah
distribusi dari family tumbuhan zingiberaceae yang hampir terdapat dapa seluruh
daerah beriklim tropis.
2)
Endemik
Merupakan
persebaran yang hanya ada di satu tempat saja (terbatas) Salah satu contoh
tumbuhan endemik adalah bungan raflesia arnoldi yang secra alami hanya
ditemukan didaerah pegunungan dari provinsi bengkulu.
3)
Tumbuhan diskontinyu
Kelompok tumbuhan yang memiliki prsebaran
diskontiyu adalah tumbuh-tumbuhn yang sebenarnya berhubungan secara kerabat
akan tetapi terpisah pada lokasi yang sangat jauh secara geografik. Penyebab
tumbuhan memiliki distribusi yang diskontinyu adalah adanya fragmentasi area
dan habita serta adanya mekanisme dispresal. Salah satu contoh tumbuhan
diskontinyu adalah notofagus yang terdapat di afrika selatan dan
australia–papua-selanida baru.
3. Spesies Taksonomi
Yang
dimaksud dengan dengan spesies taksonomi adalah spesis yang terdiri dari
sejumlah populasi yang memiliki kesamaan morfologi dan ekologi yang mungkin
dapat atau tidak dapat saling kawin, tetapi secara reproduksi terpisah dari
kelompok itu. Dalam defenisi ini dikombinasikan 3 aspek.
a.
Perwujudan luar (morfologi).
b.
Tingkah laku
kawin.
c.
Perbedaan
habitat.
Para pakar taksonomi biasanya tidak
terlalu menekankan aspek ketiga, tetapi lebih menekankan baspek pertama,
meskipun secara terbatas sebagai indikator lingkungan.
4. Spesies Ekologi
Pakar
ekologi tumbuh-tumbuhan ingin menggunakan spesies sebagai alat alternatif untuk
memahami ekosistem. Bilamana kebutuhan spesies dapat dipahami, sumber dayanya
diketahui, maka keberadaan spesies tersebut dengan sifat-sifatnya dapat
dipergunakan untuk memperkirakan kondisi lingkungan, seperti kondisi tanah,
nutrisi, intensitas sinar, adanya gangguan, adanya tanaman atau hewan lain yang
berinteraksi dengan spesies tersebut.
5. Ekotipe
Kata
“Ekotipe” pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekolog bangsa Swedia bersama
Turesson (1922). Beliau mengadakan percobaan terhadap beberapa spesies tanaman
yang ditanam pada berbagai keadaan lingkungan yang berbeda. Ternyata
masing-masing spesies yang sama akan memperlihatkan sifat-sifat morfologis yang
berbeda sehubungan dengan adanya perbedaan
lingkungan (Wilsie, 1962).
Berdasarkan
hal-hal tersebut, Daubenmire (1959) membedakan respon tanaman terhadap faktor
lingkungan yaitu:
a. Ekofen (Ecophenes)
b. Ekotipe (Ecotypes)
Ekofen:
dengan sinonim habitat form dan epharmone yaitu perubahan yang diberikan oleh
tanaman sehubungan dengan perubahan habitat. Perubahan-perubahan yang jelas
terlihat adalah jumlah kekeran batang, kevigoran bagian-bagian organ
reproduktif. Walaupun demikian respon yang diberikan merupakan respon genetik
homogen.
Ekotipe:
dengan sinonim eccologie races atau physiologic races yaitu tipe-tipe spesies
yang diperlihatkan terhadap suatu perubahan keadaan lingkungan secara
keseluruhan. Terlihat adanya perubahan-perubahan morfologis dan fisiologis
dengan respon genetik yang bervariasi sesuai dengan perubahan lingkungan
tersebut.
Definisi
lain dikemukakan oleh Sterbbins (cit. Odum, 1961; Wilsie, 1962) yang menyatakan
bahwa ekotipe adalah kumpulan organisme yang mempunyai susunan genotipe sama,
baik heterozygot maupun homozygot dan beradaptasi pada niche tertentu.
Linnaeus dan
pakar taksonomi sesudahnya menyadari bahwa spesies itu tidaklah homogen:
anggota tubuhnya berbeda dalam ketinggian, ukuran dan waktu berbunga, atau
sifat-sifat lainnya dapat berubah karena intensitas cahaya, ketinggian lintang,
ketinggian tempat atau sifat-sifat tempat lainnya.
Melalui
eksperimen yang dilakukan oleh Gote
Turesson pada awal abad dua puluh menyatakan bahwa banyak variasi pada
spesies menurun daya menunjukan adaptasi terhadap lingkungan tertentu.
Dia menanam spesies tumbuhan tertentu yang diambil dari berbagai negara
di Eropa dengan berbagai kondisi lingkungan dan berbagai perwujudan di suatu
kebun percobaan. Tureson menyebutnya sebagai ekotipe. Ekotipe adalah sebagai
hasil dari respon genetis populasi erhadap habitat.
Konsep
ekotipe ini penting karna menekankan heterogenitas genetis dari spesies
taksonomi dan pengaruh lingkungan lokal terhadap morfologi,dan tingkah laku.
Konsep ekotipe tidak lagi diskrit dan berbeda satu dengan yang lain seperti
dalam spesies.
D.
Alat
dan Bahan
1.
Alat tulis
2.
Termometer
3.
PH stick
4.
Meteran
5.
Patok 4 buah
6.
Tali rafia
E.
Prosedur
Kerja
1.
Ditentukan suatu areal tipe vegetasi
yang akan menjadi objek untuk dianalisis
2.
Dibuat plot dengan ukuran 10x10 meter
3.
Didalam setiap plot dicatat nama dan
jumlah setiap jenis individu yang ada.
F.
Hasil
Pengamatan
Hasil pengematan di bukit Bangkirai
Plot : 10x10
Nama Tumbuhan
|
Jumlah tanaman dalam
plot
|
1. Kruing
2. Durian
( durio sp)
3. Bangkirai
4. Ulin
5. Macaranga
sp
6. Kayu
raja ( calamus calcius)
7. Aglaya
sp
8. Gaharu
9. Catylelobium
sp
10. meranti
|
5
pohon
8
pohon
2
pohon
1
pohon
1
phon
1
pohon
3
pohon
2
pohon
2
pohon
3
pohon
|
Jumlah
|
28
pohon
|
G.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan tumbuhan tingkat tinggi
dengan metode kuadran di hutan Bukit Bangkirai, terdapat berbagai macam
tumbuhan tingkat tinggi yang ada disana. Metode yang kami
gunakan adalah metode Kuadran, metode ini pada umumnya dilakukan jika hanya
vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan
lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir
volumenya. Cara kuadran ini memiliki keunggulan yaitu terlanjur lebih muda dan
sederhana.
Plot
yang kami buat untuk melakukan praktikum berukuran 10x10 meter dan berada pada
kemiringan sekitar 450 atau masuk dalam kategori curam. Hal ini
memerlukan kehati-hatian dari masing-masing peserta praktikum agar tidak sampai
jatuh. Pada saat itu kami juga mengamati keadaan tanah (dalam proses praktikum
konservasi sumberdaya alam) pada plot yang kami pilih termasuk dalam tanah
podsolik atau merah kuning, dengan kelembaban 70 %, hal ini mendukung
pertumbuhan spesies tumbuhan yang hidup di situ. Dengan pH 5 tanah pada plot
ini juga pendukung proses kehidupan.
Adapun
tanaman yang berada didalam plot yang kami buat yaitu pohon kruing dengan
jumlah spesies 5 pohon, pohon durian sebanyak 8 pohon, pohon bangkirai sebanyak
2 pohon, pohon ulin sebanyak 1 pohon, sarta 1 pohon macarangan sp, kayu raja
atau calamus calcius sebnyak 1 pohon, 3 phon aglaya, cotylelobium sp sebanyak 2
pohon serta 23 pohon meranti. Jadi jumlah semua tumbuhan yang ada di dalam plot
yang kami buat adalah 28 pohon dengan 10 jenis tumbuhan tingkat tinggi.
H.
Kesimpulan
Dari praktikum yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
pohon kruing dengan
jumlah spesies 5 pohon, pohon durian sebanyak 8 pohon, pohon bangkirai sebanyak
2 pohon, pohon ulin sebanyak 1 pohon, sarta 1 pohon macarangan sp, kayu raja
atau calamus calcius sebnyak 1 pohon, 3 phon aglaya, cotylelobium sp sebanyak 2
pohon serta 23 pohon meranti. Jadi jumlah semua tumbuhan yang ada di dalam plot
yang kami buat adalah 28 pohon dengan 10 jenis tumbuhan tingkat tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjosuwarn,
Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi UGM: Yogyakarta.
Lumowa,
Sonja V.T. 2012. Ekologi Tumbuhan.
Universitas Mulawarman; Samarinda
Syafei,
Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi
Tumbuhan. ITB: Bandung
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana-mempelajari-analisa-vegetasi
Di akses pada: 3 mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!