Blog Biology

Kamis, 10 Mei 2012

METODE SAMPLING KOMUNITAS


EKOLOGI TUMBUHAN
METODE SAMPLING KOMUNITAS
                                              




 
 
DISUSUN OLEH :
NAMA    : EDWAR EDI HARDADI
NIM         : 0905015047
KELAS   : PEND. BIOLOGI/ REG. PAGI B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA MULAWARMAN
SAMARINDA
2012


Topik      : METODE SAMPLING KOMUNITAS
Tenggal  : Senin, 7 Mei 2012
Materi     :
A.   Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan (Greig-Smith, 1983). Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu :
1.    Pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan   membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda.
2.    Menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal.
3.    Melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan Prinsip penentuan petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis, jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan :
a.    Luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur
b.    Jumlah minimum petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.  
B.   Jenis-jenis Metode untuk Menganalisis suatu Vegetasi
1.    Metode Kuadrat dan Kuadran dalam Analisis Vegetasi
Metode kuadrat, bentuk sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran dengan luas tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk vegetasi. Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat ditentukan luas kuadrat yang diperlukan umtuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Variable kerimbunan dan kerapatan ditentukan berdasarkan luas kerapatan. Metode kuadrat bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran.
a. Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a)    Liat quadrat
Spesies di luar petak sampel dicatat.
b)    Count/list count quadrat
Metode ini dikerjakan dengan menghitung jumlah spesies yang ada beberapa batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c)     Cover quadrat (basal area kuadrat)
Penutupan relatif dicatat, jadi persentase tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman. Cara umum untuk mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada tinggi 1,375 meter (setinggi dada).
d)    Chart quadrat
Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf. Metode ini ter-utama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi dan menentukan letak tiap- tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat. Alat yang digunakan pantograf dan planimeter. Pantograf diperlengkapi dengan lengan pantograf. Planimeter merupakan alat yang dipakai dalam pantograf yaitu alat otomatis mencatat ukuran suatu luas bila batas-batasnya diikuti dengan jarumnya.
b. Metode Kuadran
Pada umumnya dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Cara kuadran ini memiliki keunggulan yaitu terlanjur lebih muda dan sederhana. Cara pengambilan datanya yaitu sebagai berikut :
a)    Cara Point-quarter
Yaitu metode yang penentuan titik-titik terlebih dahulu ditentukan disepanjanggaris transek. Jarak satu titik dengan lainnya dapat ditentukan secara acak atau sistematis. Masing-masing titik dianggap sebagai pusat dari arah kompas, sehingga setiap titik didapat empat buah kuadran. Pada masing-masing kuadran inilah dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan satu pohon yang terdekat dengan pusat titik kuadran. Selain itu diukur pula jarak antara pohon terdekat dengan titik pusat kuadran.
b)    Wandering-quarter
Yaitu suatu metode dengan cara membuat suatu garis transek dan menetapkan titik sebagai titik awal pengukuran. Dengan menggunakan kompas ditentukan satu kuadran (sudut 90 tersebut dan membelah garis transek dengan dua sudut sama besar. Kemudian dilakukan pendaftaran dan pengukuran luas penutupan danjarak satu pohon terdekat dengan titik pusat kuadran. Penarikan contoh sampling dengan metode-metode diatas umumnya digunakan pada penelitian-penelitian yang bersifat kuantitatif .
Berikut langkah-langkah kerja jika akan melakukan penelitian/ analisis vegetasi metode kuadrat :
1.    Menyebarkan 5 kuadrat ukuran 1 m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.
2.    Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.
3.    Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap tumbuhan.
4.    Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan.
5.    Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada tempat teratas.
6.    Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies yang memiliki nilai penting terbesar.
2.    Kerapatan Di Dalam Analisis Vegetasi
Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu, misalnya 100 individu/ha. Frekuensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Biasanya frekuensi dinyatakan dalam besaran presentase. Basal areal merupakan suatu luasan area dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh tumbuhan. Untuk pohon, basal area diduga dengan mengukur diameter batang. Suatu daerah yang didominasi oleh hanya jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragam jenis terdiri dari dua komponen ; jumlah jenis dalam komunitas yang sering disebut kekayaan jenis dan kesamaan jenis. Kesamaan menunjukkan bagaimana kelimpahan species itu (yaitu jumlah individu, biomass, penutup tanah, dan sebagainya) tersebar antara banyak spesies itu.
a.    Berdasarkan data kerapatan
Dapat diketahui symbol atau singkatan pada kerapatan pada analisis vegetasi :
1.    Kerapatan Mutlak (KM)
2.    Kerapatan Nisbi (KN)
3.    Berat Kering Mutlak (BKM)
4.    Berat Kering Nisbi (BKN)
5.    Frekuensi Mutlak (FM)
6.    Frekuensi Nisbi (FN)
7.    Nilai Penting (NP)
8.    Nisbah Jumlah Domonasi (NJD)
Kerapatan juga dapat diartikan banyaknya (abudance) merupakan jumlah individu dari satu jenis pohon dan tumbuhan lain yang besarnya dapat ditaksir atau dihitung. Secara kualitatif dibedakan menjadi jarang terdapat, kadang-kadang terdapat, sering terdapat dan banyak sekali terdapat (Ishernat Soerianegara dan Andry indrawan, 1982). Jumlah individu yang dinyatakan dalam persatuan ruang disebut kerapatan (Odum 1975) yang umunya dinyatakan sebagai jumlah individu, atau biosmas populasi persatuan areal atau volume, missal 200 pohon per Ha.
3.    Frekuensi Terhadap Analisis Vegetasi
Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas terdapatnya suatu jenis frekuensi memberikan gambaran bagaimana pola penyebaran suatu jenis, apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok. Hal ini menunjukkan daya penyebaran dan adaptasinya terhadap lingkungan. Raunkiser dalam shukla dan Chandel (1977) membagi frekuensi dalam lima kelas berdasarkan besarnya persentase.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
Jumlah unit contoh dimana spesies A ditemukan
FK A =……………………………………………………….X 100%
Jumlah semua unit contoh apabila:
FK = 0% - 25%   : Khadiran sangat jarang (aksidental)
FK = 25% - 50%  : Kehadiran jarang (assesori)
FK = 50% - 75%  : Kehadiran sedang (Konstan)
FK = 75% - 100% :Kehadiran absolute
4.    Dominasi Dalam Analisis Vegetasi
            Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran jenis-jenis dominan. Jika dominasi lebih terkonsentersi pada suatu jenis, nilai indeks dominasi akan meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi secara bersama-sama maka nilai indeks dominasi akan rendah. Untuk menentukan nilai indeks dominasi akan rendah. Untuk menentukan nilai indeks dominasi digunakan rumus Simpson (1949) dalam Misra (1973) sebagai berikut :
            C =
            Dimana :
            C : Indeks dominasi
            ni : Nilai penting masing-masing jenis ke-n
            N : Total nilai penting dari seluruh jenis
            Data vegetasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan jenis, kerapatan relatif, dominasi jenis, dominasi relatif, frekuensi jenis dan frekuensi relatif serta indeks nilai penting menggunakan rumus Mueller Dombois dan Ellenberg (1974) sebagai berikut :
Kerapatan                =    Jumlah Individu
                                        Luas Petak Ukur
Kerapatan Relatif   =    Kerapatan satu jenis X 100%
                                           Kerapatan seluruh jenis
Dominasi                 =     Luas penutupan suatu jenis
                                                   Luas petak
Dominasi Relatif     =     Dominasi suatu jenis X 100%
                                               Dominasi seluruh jenis
Frekuensi                 =    Jumlah petak penemuan suatu jenis
                                                 Jumlah seluruh petak
frekuensi Relatif      =    Frekuensi suatu jenis X 100%
                                           Frekuensi seluruh jenis 
5.    Nilai Penting Dalam Analisis Vegetasi
               Nilai penting merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif, frekuensi relatif, dan dominasi relatif, yang berkisar antara 0 dan 300 (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974). Untuk tingkat pertumbuhan sapihan dan semai merupakan penjumlahan kerapatan relatif dan frekuensi relatif, sehingga maksimum nilai penting adalah 200.
              INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk member nama sebuah vegetasi. Kerapatan analisis vegetasi dengan nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis , INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk member nama sebuah vegetasi. Kerapatan analisis vegetasi dengan nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis.
INP diperoleh dengan formula sebagai berikut :
INP = FR + KR + DR
FR (Frekuensi Relatif) = FM/Ftotal X 100%
KR (Kerapatan Relatif) =  KM/Ktotal X 100%
DR (Dominasi Relatif)  = DM/Dtotal X 100%
               Indeks nilai penting ini menunjukkan jenis pohon yang mendominasi di lokasi penelitian. FM merupakan jumlah petak ukur ditemukannya suatu jenis pohon dibagi jumlah total petak ukur yang dicacah. Ftotal adalah jumlah nilai frekuensi semua jenis pohon. KM adalah jumlah individu suatu jenis dibagi luas total petak ukur, sedangkan Ktotal adalah jumlah nilai kerapatan semua jenis pohon. DM merupakan luas basal area suatu jenisndibagi luas total petak ukur. Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relatif dari sejumlah variable yang telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative, dan frekuensi relative). Jika disusun dalam bentuk rumus maka akan diperoleh :
            Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
             Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variable yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting tersebar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).
Nilai penting = Kerapatan Relatif + frekuensi relatif + Dominansi relatif
Keanekaragaman jenis dan kemantapan komunitas setiap areal dapat digambarkan dengan indeks Shannon (Luwdig & Reynold, 1988) :
            H’ = - ∑ (pi) In pi
            i    = 1
            Keterangan :
            H’ =  Indeks Keanekaragaman Jenis
            pi  = ni/N
            ni = Nilai Penting Jenis ke i
            N = Jumlah Nilai Penting Semua Jenis
               Makin besar H’ suatu komunitas maka semakin mantap pula komunitas tersebut. Nilai H’= 0 dapat terjadi bila hanya satu spesies dalam satu contoh (sampel) dan H’ maksimal bila semua jenis mempunyai jumlah individu yang sama dan ini menunjukkan kelimpahan terdistribusi secara sempurna.     
Kesimpulan
      Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Jenis-jenis metode untuk menganalisis suatu vegetasi adalah sebagai berikut :
a.    Metode kuadrat dan kuadran dalam analisis vegetasi
b.    Kerapatan
c.    Frekuensi
d.    Indeks dominasi
e.    Nilai penting

DAFTAR PUSTAKA

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. IPB Press. Bogor.
Lumowa, Sonja. 2011. Diktat Ekologi Tumbuhan. Samarinda: Universitas Mulawarman
Diakses tanggal 6 Desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comentar, kritik dan saran agar blog ini bisa lebih baik lagi...!

Test IQ